Suara.com - Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) geram dengan kabar kadernya Benny Rhamdani babak belur banyak dikritik usai video memperlihatkan Benny di hadapan Jokowi tersebar luas di jagat media sosial terkait siap tempur melawan penyerang presiden.
OSO heran mengapa kadernya tersebut menjadi sasaran kritik. Ia lantas menantang para pengkritik tersebut untuk berhadapan dengan dirinya.
"Kader saya Benny Ramdhani itu digebuki orang, salahnya apa ya? Saya mau klarifikasi orang, siapa yang berani mari hadapi saya," kata Oso dalam sambutannya di acara HUT Hanura ke-16 di JCC, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Menurutnya, ia bukan baru dalam dunia politik. Sehingga ia mewanti-wanti kepada para pihak yang melempar kritik.
"Saya ini baru berpolitik nggak macam-macam orang politik. Saya terus terang baru, baru 55 tahun berpolitik. Beginilah saya," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bahwa dirinya memang menghargai semua orang tanpa membeda-bedakan.
"Jadi saya pertama menghargai semua saya punya teman para kiai, pendeta ada, ustaz ustaz," pungkasnya.
Kritikan
Sebelumnya, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai, seharusnya Presiden Jokowi mencopot Benny Ramdhani sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Baca Juga: Siapa Berani?! Ketum Hanura Oso Tantang Debat Siapapun yang Tolak IKN Nusantara
Hal itu menyusul pernyataannya di hadapan Jokowi tersebar luas di jagat media sosial melalui tayangan video soal siap tempur melawan penyerang presiden.
"Video Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani yang meminta izin di depan Presiden Joko Widodo untuk bertempur melawan serangan lawan tentu sangat tidak layak," kata Jamiluddin kepada wartawan, Kamis (1/12/2022).
Menurutnya, permintaan yang mengarah pada penggunaan fisik itu tak selayaknya disampaikan relawan, terlebih sebagai pejabat publik. Ia menilai Benny seolah masih hidup di negara otoriter, yang membenarkan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian masalah.
"Padahal, Benny sekarang hidup dan berkiprah dalam negara demokrasi. Penyelesaian berbagai persoalan seharusnya melalui dialog dan musyawarah," ungkapnya.
Jamilluddin menilai, dengan pernyataannya tersebut, Benny dianggap tidak layak memimpin instansi pemerintah. Menurutnya, Benny tak sesuai memimpin di era reformasi yang mengedepankan demokrasi.
"Karena itu, sepantasnya Jokowi mencopot Benny sebagai Kepala BP2MI. Hal itu diperlukan agar instansi pemerintah tidak ada dipimpin orang yang menyukai kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Orang seperti ini tidak sejalan dengan semangat reformasi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan