Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, blak-blakan menunjukkan ketidaksetujuannya akan pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem.
Fahri mengaku sikapnya bukan didasarkan dengan alasan personal, melainkan karena tidak sepakat dengan mekanisme yang berlaku.
"(Mereka) berasumsi bahwa massa emosi itu harus dikonsolidasi kembali, menjadi massa dari seorang calon, itu yang saya tentang," ujar Fahri, dikutip dari kanal YouTube Macan Idealis, Jumat (6/1/2023).
Namun Fahri sendiri juga menyayangkan pencapresan sosok-sosok seperti Anies maupun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurutnya mereka adalah pejabat publik yang mudah mendapatkan popularitas tetapi tidak memahami betul masalah politik.
"Teman-teman ini kan populer karena jadi eksekutif, gubernur. Nggak adilnya sistem kita ini, kalau orang jadi gubernur, populer, surveinya nomor satu kalau nggak Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, Khofifah, ini kan orang-orang manggung gunting pita sebagai gubernur," tutur Fahri.
"Tapi rute leadership bukan itu. Rute leadership itu adalah penggemblengan oleh partai politik dan kekuatan yang dibangun secara personal," sambungnya.
Fahri pun "menyalahkan" tingkat elektabilitas yang hanya didasarkan pada survei. Sebagai eksekutif, tentu nama-nama itu sangat familiar di mata masyarakat, jauh berbeda dengan pelaku politik.
"Orang dicalonkan karena dia menjadi gubernur yang kerjanya saban hari memang gunting pita, pakai uang APBN bangun taman. Ini apa hebatnya? Gunting pita, bangun jembatan, bangun taman, pakai duit APBN. Itu nggak bagus dong, nggak fair," jelasnya.
Fahri lantas membandingkan dengan dirinya, yang notabene pelaku politik praktis, yang juga pernah melakukan sederet hal lain tetapi tidak tersorot karena bukan eksekutif pemerintahan.
"Kalau nominasi mengandalkan survei, terlalu gampang, nanti orang nggak akan ngurus partai lagi, nggak akan urus backbone dari demokrasi. Pilih saja provinsi-provinsi ini, saban hari kita action, gunting pita, pakai APBD untuk bangun taman bangun jembatan penyeberangan, gitu doang. Masa itu leadership?" katanya.
Karena itulah Fahri mendorong agar ada regulasi untuk mewajibkan ketua umum partai yang boleh mencalonkan diri sebagai calon presiden.
"Biar lengkap (pengalaman kepemimpinannya), jangan orang-orang nggak jelas. Pedagang bayar tiket, nyohor dia jadi calon, masukin ke dalam survei, ini kaderisasi bangsa yang bobrok," ungkap Fahri.
"Masa orang gara-gara punya duit, bayar tiket, masukin diri ke survei, lalu dia bilang calon presiden. Lha terus gue apa bos? Demo dari tahun 98, berkelahi sama rezim, nggak masuk survei," imbuhnya.
Fahri juga membandingkan dengan asam garam pengalamannya di dunia politik. "Bangun dari partai, dipecat lagi di partainya, nggak jadi apa-apa. Enak aja, kan nggak fair," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Nyelekit, Fahri Hamzah Kritik Manuver NasDem Calonkan Anies Baswedan: Tiba-tiba Jadi Partai Islam, Lucu!
-
Partai Nasdem Tak Bisa Larang Anies Baswedan untuk Kampanye: Modal WA Saja Emak-Emak Datang
-
NasDem Jangan Kelewat PD, Reshuffle Kabinet Bukan Gegara Deklarasi Anies, KSP: Gak Ada Urusan!
-
'Seolah Pahlawan Baru' Fahri Hamzah Kuliti Jejak Anies Dompleng ke Penguasa: Dari SBY, Jokowi, Prabowo hingga Paloh
-
'Bapak Sudah Beli Tanah' Politikus PDIP Tegaskan Jokowi Enggan Nyapres Lagi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana