Suara.com - Ratusan suporter mengatasnamakan diri Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat (GSR) menggelar Kopi Darat bertajuk “Revolusi PSSI demi keselamatan suporter dan kemajuan sepak bola Indonesia” dilaksanakan di GOR Koni Kota Bandung.
Acara yang diisi doa untuk 100 hari korban tragedi Kanjuruhan dan diskusi ini dihadiri oleh 7 perwakilan kelompok suporter di Indonesia, yakni Viking Bandung, The Jakmania Jakarta, Aremania Malang, Bonek Surabaya, Intergritas PSM Distrik Kampus, Pasoepati Persis Solo dan Sriwijaya Mania Palembang.
Selain itu, acara tersebut dihadiri Andreas Marbun dari Pandit Football dan Akmal Marhali dari eks Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan.
Koordinator Nasional GSR Ferri Bastian mengatakan, acara ini adalah bentuk solidaritas suporter Indonesia untuk korban tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, Kanjuruhan jadi peristiwa berdarah yang paling bersejarah dalam sepak bola Indonesia.
“Itulah kenapa ratusan suporter dari berbagai wilayah hadir hari ini untuk merawat ingatan publik dan menolak lupa atas tragedi berdarah sepanjang sejarah sepak bola di Indonesia,” kata Ferri
Ferri mengajak para suporter di seluruh tanah air untuk kompak dan bersatu demi revolusi sepak bola Indonesia.
“Kami sepakat akan terus menjaga nalar publik dengan melakukan aksi mingguan di berbagai wilayah tanah air. Ini demi menuntut rasa keadilan, agar PSSI sadar dan bertanggung jawab bahwa 135 korban itu bukan hanya angka, itu nyawa manusia,” ungkapnya
“Ini penting kami sampaikan agar perbaikan sepak bola Indonesia ke depan bisa lebih baik, suporter terjamin keamanan dan keselamatannya dan sepak bola betul-betul menjadi hiburan rakyat bukan teror yang menakutkan,” imbuhnya
Sementara itu, Founder Pandit Football Indonesia, Andreas Marbun mengapresiasi kepedulian suporter dalam menggalang aksi kepedulian atas tragedi kasus Kanjuruhan. Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan masif di seluruh tanah air.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Kondisi Pemain Arema FC Pascatragedi Kanjuruhan: Energinya Positif
Menurutnya, ratusan korban jiwa korban tragedi Kanjuruhan seperti hilang dari perhatian PSSI, setelah tiga bulan berlalu tidak ada perkembangan signifikan atas pengusutan kasus tersebut. Keadilan yang didambakan oleh keluarga, Aremania dan masyarakat sirna setelah satu dari enam tersangka, Akhmad Hadian Lukita dibebaskan dengan alasan tidak terpenuhinya alat bukti untuk yang bersangkutan di tahan.
“Kalian buat acaranya lagi, semoga doanya sampai, mudah-mudahan keadilan bisa ditegakan walaupun saya pesimis, enam orang dijadikan tersangka dan hari ini cuman lima tersangka,” kata Founder Pandit Football Indonesia, Andreas Marbun
Dikatakan Andreas, kematian ratusan nyawa manusia dalam tragedi sepak bola di Indonesia sering ditanggapi oleh PSSI sebagai angka semata, hingga rasa tanggung jawab dalam diri pengurus PSSI sudah hilang. Padahal, PSSI selalu organisasi induk sepak bola Indonesia harus bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan, bukan melepas malah melepas tanggung jawab.
“Dia (PSSI) anggap hanya angka, 135 hanya dianggap angka. Saya selalu bilang salah satu hipotesa saya di Kanjuruhan, satu-satunya organisasi, satu-satunya otoritas sepak bola di Indonesia yang harusnya bisa menghentikan tragedi Kanjuruhan dengan standar operasional prosedur, dengan penegakan-penegakan banyak hal di Stadion adalah PSSI,” ujarnya.
“Maka saya tunjuk langsung, mereka perlu bertanggung jawab karena mereka yang bisa mencegah terjadinya tragedi itu. FIFA regulation, security regulation di stadion, semuanya ada aturan itu, dimitigasi sejak awal, dicegah sejak awal,” tambahnya.
Menurut Andreas, tragedi Kanjuruhan adalah kelalaian PSSI selaku penanggung jawab utama, namun para pengurus PSSI seakan-akan lupa bahwa ada tragedi yamg menewaskan ratusan nyawa manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
 - 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid