Suara.com - Politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana menyoroti cuitan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar. Ia memberikan kritik menohok kepada sosok yang juga seorang sosiolog tersebut.
Hal ini bermula karena Musni Umar mengunggah artikel dari salah satu media yang memberitakan soal WNA China yang diberi KTP agar bisa ikut Pemilu 2024 di akun Twitter-nya.
"Nauzubillah. Kami berlindung kepada Allah dan mohon pertolongan-Nya," tulis @musniumar seperti dikutip Suara.com pada Selasa (10/1/2023).
Cuitan tersebut lantas dikutip oleh Cipta Panca. Ia terlihat heran melihat Musni Umar bisa percaya dengan kabar tersebut.
"Profesor tapi kemakan berita umpan lambung," kata Panca.
Anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini juga mengungkapkan jika Musni Umar seharusnya bisa melakukan cross check kebenaran tersebut kepada pihak yang bersangkutan.
"Kan anda bisa konfirmasi langsung ke ustaz @ShamsiAli2, apa benar beliau pernah memuat postingan itu?" ujar Panca.
Cipta Panca pun lagi-lagi menyebut jika pria yang memiliki gelar profesor tersebut masih saja mudah termakan berita bohong.
"Main samber aja. Nangkene rusake [Di sini rusaknya]. Kemakan hoaks," pungkasnya.
Cuitan ini lantas menuai beragam komentar dari warganet. Dalam komentarnya, warganet terlihat menghujat Musni Umar.
"Sangat memalukan bila ada orang ceroboh seperti itu diakui sebagai profesor di negeri ini," kata netizen.
"Di sana ada kompresor Hendri, di sini ada kompresor Musni. Sama-sama pemakan hoaks," imbuh netizen lain.
"Awalnya unfollow @musniumar, sekarang block sekalian. Kompresor nggak jelas, nggak baca. Benci boleh, sehat berita bohong jangan. Semoga dia segera sadar kalau tidak benar. Next di-report sekalian, biar nggak main Twitter," terang netizen lain.
"Nggak ada bosan-bosannya nih Musni Umar, gua sampai ogah bilang bang sama dia," tambah netizen lain.
"Mungkin adminnya tuyul kalik," komentar netizen lainnya lagi.
Berita Terkait
-
Ramai Pro Kontra Kebijakan Jalan Non-Tol Berbayar di Jakarta, Kader Demokrat: Digagas Sejak Zaman Anies
-
'Udah Gila Pemerintah' Politikus Demokrat Keras Kritisi Kebijakan Jalan Berbayar di DKI Jakarta
-
'Di Ambang Kegalauan' Pengamat Sebut PKS dan Demokrat Berpotensi Tinggalkan Koalisi Perubahan
-
Ramai Soal Sistem Proporsional Terbuka Atau Tertutup, AHY: Hati-hati Ada Alibi Benarkan Rencana Tunda Pemilu
-
Ngegas! Politisi Demokrat Tolak Sistem Pemilu Tertutup di Depan PDIP: Kami Nggak Mau Beli Kucing Dalam Karung Lagi
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak