Suara.com - Setiap tahun, dunia memperingati Hari Pabean Internasional saban 26 Januari. Isu kepabean ini mencuat sekitar tujuh dekade lalu. Buktinya, 26 Januari 1952 resmi berdiri World Customs Organization (WCO) atau Organisasi Kepabean Dunia.
Sejarah bea cukai Indonesia juga menjadi bagian dari catatan kepabean dunia. Bahkan jauh sebelum dicanangkan Hari Pabean Internasional pada tahun itu.
Tahun ini, peringatan ke-71 Hari Pabean Internasional mengambil tema Nurturing The Next Generation atau Memelihara Generasi Berikutnya. Laman resmi WCO menyatakan tahun ini mereka membawa semangat untuk berbagi pengetahuan dan kebanggaan para profesional di bidang Bea Cukai.
Sejarah Bea Cukai Indonesia
Sistem bea cukai di Indonesia terbentuk jauh sebelum Kemerdekaan 1945. Mengutip laman Mediakeuangan.kemenkeu.go.id, sistem bea cukai tersebut masih meneruskan cara lama yang ditinggalkan tentara kolonial. Selanjutnya, setelah 1945, sistem ini pun berubah menjadi lebih baru.
Di masa awal kemerdekaan, urusan bea cukai masih ditangani langsung oleh Kementerian Keuangan. Kementerian ini sempat dipindah ke Magelang saat Presiden Soekarno memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta.
Pejabatan Pajak, yang merupakan bagian dari Kementerian Keuangan, mulanya menangani Urusan Bea Cukai beserta Urusan Pajak Bumi. Pejabatan Pajak kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Pejabatan Pajak, Pejabatan Pajak Bumi, serta Pejabatan Bea dan Cukai.
Kala itu, Menteri Muda Keuangan Sjafruddin Prawiranegara kesulitan mencari Kepala Pejabatan Bea dan Cukai. Sebab pada masa pendudukan Jepang, status pegawai Bea dan Cukai disatukan dengan Pejabatan Pelabuhan. Sebagian mengurusi kepelabuhan dan kepabeanan, sebagian menangani urusan cukai.
Namun, Sjafruddin menghendaki agar Pejabatan Bea dan Cukai dapat disatukan. Dia kemudian memilih R.A. Kartadjoemena yang saat itu masih berusia 31 tahun untuk menangani pejabatan baru ini.
Baca Juga: Kenali 5 Ciri-Ciri Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai Jelang Libur Tahun Baru
Sebelumnya, R.A. Kartadjoemena berkarier sebagai Kepala Kantor Penetapan Pajak Semarang, serta Soeperintenden Kantor Lelang Negeri Semarang dan Pati-Ayu. Pengangkatan R.A. Kartadjoemena sebagai Kepala Bea dan Cukai Indonesia pertama pada 1 Oktober 1946 kemudian diperingati sebagai hari kelahiran Bea dan Cukai Republik Indonesia.
Pungutan bea dan cukai, atau biasa disebut bea cukai saja, telah dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Kata “bea” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, sedangkan cukai berasal dari bahasa India.
Kelembagaannya masih bersifat lokal sesuai wilayah kerajaan. Di pelabuhan-pelabuhan di Sumatra dan Jawa misalnya, biasanya terdapat syahbandar yang menangani bea cukai dan dikepalai seorang pejabat tumenggung.
Ketika Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) mulai memonopoli perdagangan di Nusantara, pungutan untuk aktivitas ekspor-impor dikenal dengan “tarif tol”. Sedangkan pada masa pendudukan Inggris, pungutan atas keluar masuk barang disebut “sewa boom”.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Terungkap Identitas Laki-laki yang Bunuh Diri di Tower Bea Cukai Batam, Sempat Curhat Tak Betah Bekerja
-
Seorang Pria Terekam CCTV Lompat dari Menara BC Batam di Ketinggian 50 Meter
-
Pemerintah Ubah Aturan Ekspor Buat Bikin Usaha Lebih Kondusif
-
Topang Ekonomi Nasional, Pemerintah Terbitkan Peraturan Baru Terkait Ekspor
-
Kenali 5 Ciri-Ciri Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai Jelang Libur Tahun Baru
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap