Suara.com - Arema FC kini di ujung tanduk usai manajemen klub mempertimbangkan untuk membubarkan skuad pasca terjadinya kericuhan saat aksi unjuk rasa dan perusakan kantor tim tersebut.
Disampaikan oleh Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto, keputusan membubarkan tim tersebut akan dilakukan jika situasi tidak kondusif.
"Manajemen Arema FC akan pertimbangkan menempuh keputusan bubar jika memang dianggap tidak kondusif," kata Tatang.
Namun demikian, ia menyebut, selama ini, Arema FC banyak mempertimbangkan sektor-sektor yang terkait dengan dunia sepak bola seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pedagang kaki lima, termasuk usaha kecil lainnya.
Tatang menjelaskan,pasca tragedi Kanjuruhan, sejumlah upaya sudah dilakukan oleh manajemen Arema FC diantaranya membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata.
"Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal," ujarnya.
Namun demikian, jika memang upaya dan niat Arema FC dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat situasi tidak kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan.
Sebelumnya, unjuk rasa dilakukan sekelompok orang yang menamakan diri mereka Arek Malang Bersikap di Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 42, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Aksi tersebut berkahir ricuh dan menyebabkan tiga orang terluka.
Massa aksi yang menggunakan pakaian serba hitam itu melempar batu ke arah Kandang Singa yang juga sekaligus official store Arema FC. Official store Singo Edan mengalami kerusakan cukup parah. Akibat kejadian itu, tiga orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Baca Juga: Arema FC Pertimbangkan untuk Bubar, Ini Alasannya
Ia menjelaskan, dalam waktu dekat, manajemen dan direksi akan melakukan pertemuan untuk membicarakan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Jika Arema FC dan suporter mengganggu kondusifitas Kota Malang, ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensi Arema FC.
"Jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa. Tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak (untuk pengambilan keputusan)," katanya.
Berita Terkait
-
Resmi, Egy Maulana Vikri Berjersey Dewa United! Rumput Liga 1 Lebih Hijau?
-
Daftar Pemain Persib Bandung untuk Hadapi PSIS Semarang, Luis Milla Langsung Bawa Rezaldi Hehanussa!
-
Arema FC Lengser dari Liga 1? Komisaris Singo Edan Sebut Pertimbangkan untuk Bubar
-
5 Fakta Penyerangan Bus Persis Solo: Langsung Dapat Balasan Instan!
-
Arema FC Pertimbangkan untuk Bubar, Ini Alasannya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO