Suara.com - Pernyataan Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer terkait Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan perhatian seorang pria dari komunitas truk se-Indonesia. Ia mengatakan kalau seluruh sopir truk Indonesia bisa turun tangan apabila Immanuel alias Noel tidak mencabut pernyataannya terkait Ganjar.
Itu berkaitan dengan pembatalan dukungan Noel untuk Ganjar menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Melalui pembubaran kelompok Ganjar Pranowo Mania, mereka enggan mendukung lagi karena menganggap Ganjar miskin gagasan untuk bangsa Indonesia.
Pernyataan Noel itu lantas disorot oleh seorang pria yang mengaku sebagai warga Jawa Tengah. Ia juga mengaku bagian dari komunitas truk Indonesia.
Dalam sebuah video, pria itu meminta kepada Noel untuk mencabut pernyataannya soal Ganjar.
"Saya warga Jawa Tengah, dari komunitas truk Indonesia. Yang mengatakan bahwa gubernur kami bapak Ganjar Pranowo adalah seorang yang tidak baik itu mohon untuk dicabut kembali," kata pria itu dalam sebuah video yang diunggah melalui akun Twitter @Aryprasetyo85 pada Jumat (11/2/2023).
Kalau misalkan Noel tidak mencabut pernyataannya terkait Ganjar, ia mengancam sopir truk se-Indonesia akan mengambil sikap.
"Apabila pernyataan saudara ini tidak dicabut kembali, kami sopir truk Indonesia akan membuat satu gerakan untuk meluruskan dari pernyataan saudara Noel, camkan itu saudara Noel," tuturnya.
Batal Dukung Ganjar
Relawan Ganjar Pranowo atau GP Mania urung mendukung Gubernur Jawa Tengah tersebut menjadi calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Banyak faktor yang menyebabkan mereka memutuskan untuk tidak lagi mendukung pria berambut putih itu.
Kamis (9/2/2023) menjadi hari yang dipilih Relawan GP Mania untuk mengumumkan soal pembubaran dan pembatalan dukungan untuk Ganjar. Sebelum memutuskan untuk membatalkan dukungan, Relawan GP Mania mengaku telah mengamati perkembangan dinamika politik Tanah Air.
Atas pengamatan itu, mereka lantas menganggap kalau Ganjar bukanlah sosok yang tepat untuk didukung sebagai capres. Mengapa?
1. Dianggap Tak Bisa Teruskan Jokowi
Sekretaris Jenderal GP Mania, Akhmad Gojali Harahap mengungkapkan kalau Ganjar dianggap bukan sosok yang tepat untuk melanjutkan pemerintahan yang sudah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Alasan pembubaran GP Mania adalah, kami menyatakan Ganjar Pranowo diyakini bukan sosok yang tepat melanjutkan kepemimpinan pasca Presiden Joko Widodo," kata Akhmad dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis.
2. Ganjar Miskin Gagasan
Alasan lainnya ialah Ganjar dianggap tidak memiliki gagasan untuk memimpin Indonesia setelah Jokowi. Itu juga yang dianggap mereka tidak bisa meyakini masyarakat mampu menjadi presiden.
"Tidak adanya nilai lebih yang ditonjolkan oleh Ganjar Pranowo sebagai capres baik dalam hal gagasan maupun program untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan lebih baik di masa yang akan datang," tuturnya.
3. Pencitraan di Sosmed
Ganjar kerap meramaikan sosial media dengan konten-konten yang dibuat oleh timnya. Tingkah lakunya yang diabadikan melalui video dianggap Relawan GP Mania berbeda dengan keseharian Ganjar sesungguhnya.
"Tampilan Ganjar Pranowo di publik atau medsos berbeda dengan tampilan keseharian selanjutnya," ujarnya.
Berita Terkait
-
Soal Pembubaran GP Mania, Eros Djarot: Ini Trik Penggembosan pada Ganjar yang tak Akan Berdampak Sama Sekali
-
Bubarnya GP Mania Dinilai Bakal Rugikan Pencapresan Ganjar di Pilpres 2024
-
Dinilai Tidak Ada Kepastian Pengusungan Ganjar Pranowo Jadi Capres, Ini Sederet Alasan GP Mania Bubar
-
Rocky Gerung Minta Presiden Jokowi Bantu Ganjar Agar Bisa Kalahkan Anies di Pilpres 2024
-
PDIP Akan Percepat Umumkan Capres Buntut GP Mania Dibubarkan? FX Rudy: Partai Tak Bisa Diintervensi Relawan
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam