Suara.com - Rencana impor kereta rel listrik atau KRL bekas dari Jepang menuai polemik. Bermula PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana mengimpor 10 gerbong kereta pada 2023 dan 19 lainnya pada 2024.
Upaya KCI untuk mengimpor KRL bekas Jepang ini diduga menemui kendala lantaran surat permohonan persetujuan impor barang modal dalam keadaan tidak baru (BMTB) ini pada bulan Januari 2023 ditolak oleh Kemenperin karena tidak memenuhi syarat minimal tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Hingga saat ini, keputusan impor KRL bekas masih belum menemukan titik terang. Keputusan impor KRL bekas ini masih menunggu hasil audit yang akan dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kebijakan KCI yang hendak mengimpor gerbong bekas kereta ini pun menuai polemik. Banyak yang mengkritik KCI.
Sementara, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyebut, impor rangkaian kereta bekas perlu segera dilakukan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) guna memastikan ratusan ribu penumpang tidak terlantar.
Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno juga menyebut, jika pemerintah membiarkan masalah ini, maka ada ratusan ribu penumpang terlantar. Namun demikian, ia juga mengakui, kereta bekas dari Jepang tidak bisa sembarangan beroperasi dengan alasan usia.
Penumpang Gregetan
Permasalahan ini membuat penumpang setia KRL atau yang biasa disebut anker (anak kereta) gregetan. Bukan tanpa sebab, mereka mempertanyakan mengapa PT KCI tidak menyiapkan rangkaian KRL jauh sebelum waktu masa pensiun kereta tiba.
Tiara Sutari, yang tiap hari menggunakan KRL dari Stasiun Cisauk ke Stasiun Kebayoran Lama untuk bekerja khawatir. Sebelum ada KRL yang dipensiunkan, Tiara mengaku harus menunggu lama untuk kedatangan kereta.
Baca Juga: Ketar-ketir Penumpang, Puluhan Kereta Tua Masuk Kandang
Warga Tangerang ini harus menunggu lebih lama bila jumlah rangkaian KRL semakin berkurang. "Kalau dibandingkan dengan negara lain kan waktu tunggu paling 30 detik sampai 1 menit. Di sini waktu tunggu bisa 10-20 menit," kata Tiara kepada Suara.com, Senin, 6 Maret 2023.
Tidak hanya lama menunggu kereta, Tiara juga harus berjibaku dengan penumpang lain di dalam gerbong saat jam pergi maupun pulang kerja. Bagaimana tidak, jumlah penumpang kereta setiap harinya tidak sebanding sama dengan jumlah rangkaian KRL yang tersedia.
Tak terbayang bila puluhan rangkaian KRL dipensiunkan tanpa ada pengganti dari PT KCI. “Waktu tunggu lama. Jadi penumpang numpuk-numpuk. Mestinya kan diperbanyak keretanya, bukan dikurangi. Harusnya kan sudah ada antisipasi dari lima tahun lalu misalnya soal kereta yang sudah harus diistirahatkan," ujarnya.
Di sisi lain, Tiara setuju kalau misalkan PT KCI mengimpor kereta bekas dari Jepang dengan syarat berkualitas tinggi. Mengingat jika memesan kereta baru maka waktu yang diperlukan bisa sampai 2030.
Puluhan Kereta Pensiun Dalam 2 Tahun
Vice President Corporate Secretary PT KCI, Anne Purba menuturkan ada 29 rangkaian KRL yang akan dipensiunkan selama dua tahun mendatang. KCI memesan kereta baru dari PT INKA, namun baru terealisasi pada 2025 mendatang.
Berita Terkait
-
Ketar-ketir Penumpang, Puluhan Kereta Tua Masuk Kandang
-
Opsi Alternatif Pemerintah Jika Impor KRL Bekas dari Jepang Dibatalkan
-
Perbandingan Harga KRL Baru dan Bekas, Capai 20 Kali Lebih Mahal
-
Lebih Baik Impor Kereta Bekas Jepang atau Tunggu Buatan Dalam Negeri, Begini Kata Pakar
-
Drama Impor Kereta dari Negeri Sakura
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO