Suara.com - Keruntuhan Silicon Valley Bank disusul Signature Bank dalam waktu kurang dari dua pekan. Hal ini dipastikan usai putusan dari otoritas negara bagian AS.
SVB sebelumnya silaorkan bangkrut pasca gagal bayar obligasi hingga kehilangan kepercayaan investor yang berdampak pada penarikan dana besar-besaran.
Padahal, SVb sempat mengalami kejayaan dengan nilai haarga saham yang menguat beberapa saat lalu. Nilai kripto stablecoin Circle (USDT) juga turut terdampak lantaran kepemilikan aset di SVB.
Pada masa jayanya, SVB mengalami kenaikan harga saham yang fantastis, tetapi itu kini sudah menjadi sebuah kertas yang mungkin, tidak berguna lagi.
Berdasarkan laporan dari Circle, per Senin (13/3/2023) lalu, dana dari perusahaan akan digunakan untuk menutup likuidasi USDT dengan pertukaran dolar AS rasio 1:1.
Signature Bank Bangkrut
Awal pekan ini juga kembali diramaikan dengan kabar penutupan Signature Bank setelah The Fed dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) AS memutuskan untuk bersikap lebih moderat demi melindungi ekonomi AS dan menjaga kepercayaan pasar.
Dengan demikian, The Fed, sebut Cointelegraph, akan memberikan dukungan pada semua nasabah bank terkait.
“Semua deposan lembaga ini [Signature Bank] akan dijadikan utuh. Seperti resolusi Silicon Valley Bank (SVB), tidak ada kerugian yang ditanggung oleh pembayar pajak,” ujar pihak The Fed, dikutip via Blockchain Media.
Baca Juga: Miliaran Uang Kripto WNA Rusia Dikuras Perampok di Vila Bucu, Bali
Bank sentral AS itu mengklaim, langkah ini dipastikan dapat mendukung sistem perbankan AS tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Meski demikian, The Fed juga mengatakan, para pemegang saham dan utang tanpa jaminan mungkin tidak akan diprioritaskan oleh The Fed.
Untuk diketahui, Signature Bank dianggap sebagai salah satu bank ramah kripto dengan memegang dana sebesar US$88,6 milyar pada akhir tahun 2022 silam.
Keruntuhan FTX sebelumnya diprediksi tidak berdampak besar pada Signature Bank berkat diversifikasi aset.
Sementara, hingga saat ini regulasi dan beberapa sentimen buruk masih menjadi batu ganjalan bagi pasar kripto yang diprediksi pasar mungkin akan mengalami bearish lebih lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Luhut Bakal Diperiksa Terkait Skandal Korupsi Kereta Whoosh? KPK Bilang Begini
-
Kasus Fitnah Azizah Salsha Naik Penyidikan, YouTuber ResbobbBigmo Terancam Jadi Tersangka?
-
5 Fakta di Balik Video Viral Anggota DPRD Langkat Pesta di Kapal Mewah Danau Toba
-
Cak Imin Ingatkan Masyarakat: Jangan Bekerja ke Luar Negeri Sebelum Benar-benar Siap
-
Menko Cak Imin Beri Sinyal Minta Anggaran Pemberdayaan Masyarakat Naik Jadi Rp 1.000 Triliun
-
Pagi Mencekam di Tanah Abang, Pengacara Tumbang Ditembak Pria Misterius
-
Kasus Fitnah Azizah Salsha Naik Penyidikan, Youtuber Resbobb dan Bigmo Sudah Tersangka?
-
Skandal Korupsi 'THR' di OKU 'Beranak-pinak', Giliran Pimpinan dan Anggota DPRD Jadi Tersangka
-
Lempar 'Bom' di Medsos soal 'Ramai dan Sunyi', Dasco: Nah Pada Kepo ya
-
KPK Usut Dugaan Markup Proyek Whoosh, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015