Suara.com - Seorang pria bernama I Putu Eka Astina (40), meninggal dunia usai ditusuk saat menonton pawai ogoh-ogoh di Hari Pengerupukan. Acara ini digelar di Jalan Veteran, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, Selasa (21/3/2023).
Eka tewas setelah mengalami luka tusuk yang parah di beberapa bagian tubuhnya. Adapun awal mula kejadian, diketahui karena adu pandang antara korban dan pelaku. Informasi ini selengkapnya bisa diketahui melalui fakta-fakta berikut.
1. Adu Pandang Berujung Maut
Dijelaskan oleh kepolisian, sekitar pukul 21.00 WITA, korban sedang duduk bersama istri dan anaknya untuk menonton ogoh-ogoh. Lalu, datang pelaku bernama Santiana yang melihat ke arah korban. Hal itu membuat korban tersinggung.
Gegara adu pandang itu, korban melempar botol berisi air hingga mengenai anak Santiana. Lalu, korban tiba-tiba loncat dan memukuli pelaku hingga terjatuh. Tak terima, teman pelaku, Raka Subawa, mendorong dan membalas pukulan Eka.
Selanjutnya, Santiana menusuk Eka dengan menggunakan pisau ke arah dada, perut, dan kaki. Dengan keadaan terluka dan berlumuran darah, korban mengambil besi di tempat penjual sosis. Saat itu, para pelaku pun langsung melarikan diri.
2. Korban Terluka hingga Tewas
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menyampaikan kondisi korban. Disebutnya, korban mengalami luka di dada, perut, hingga kaki bagian kanan yang membuatnya meninggal dunia.
Setelah ditusuk, korban sebetulnya langsung dibawa ke RSUD Wangaya. Saat itu, ia dilaporkan masih bernapas, namun karena luka yang parah membuatnya harus dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Sayangnya, nyawa Eka tak tertolong.
Baca Juga: Gak Pindah Agama, Aurelie Moeremans Pamer Ritual Melukat: Simpan Banyak Trauma!
3. Pelaku Ditangkap
Polresta Denpasar kekinian sudah menangkap I Gede Santiana Putra (30) dan I Dewa Gede Raka Subawa (23). Setelah kejadian, tim Reserse Mobile (Resmob) melalukan penyelidikan. Mereka menerima informasi pelaku ada di Kenyeri.
Tim lantas bergegas menuju alamat tersebut dan menangkap kedua pelaku penusukan. Santiana dan Raka kemudian dibawa ke Polresta Denpasar untuk diproses lebih lanjut. Setelah dilakukan interogasi, mereka mengakui tindakan tersebut.
Dari penangkapan itu, pihak kepolisian juga polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya, satu buah gagang pisau yang terbuat dari gunting, baju yang dikenakan pelaku hingga tas berwarna hitam yang dijadikan tempat menyimpan pisau.
4. Istri Korban Tak Mau Damai
Nengah Wikarsini selaku istri korban, mengaku heran mengapa para pelaku membawa pisau saat menonton ogoh-ogoh. Ia kemudian berharap kasus yang menewaskan suaminya itu dapat diusut. Ia juga menolak berdamai dan menginginkan pelaku bisa diberi hukuman yang sesuai.
Berita Terkait
-
Gak Pindah Agama, Aurelie Moeremans Pamer Ritual Melukat: Simpan Banyak Trauma!
-
Warga yang Lawan Pecalang saat Nyepi Dimediasi Tapi Belum Capai Kesepakatan
-
Melawan Hukum Adat Bali, Sepasang Turis Asal Polandia Dideportasi
-
Pastikan Tidak Pindah Agama, Intip 5 Momen Aurelie Moeremans Lakukan Ritual Melukat di Bali
-
Cerita Pilu Nengah Wikarsini Lihat Suami Tewas Saat Pengerupukan : Tak Manusiawi
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
KPK Ungkap Capaian 2025: 11 OTT, 118 Tersangka, Aset Negara Pulih Rp 1,53 Triliun
-
Soal Pilkada Dipilih DPRD, Said Abdullah Wanti-wanti: Jangan Berdasar Selera Politik Sesaat!
-
Bandingkan Kasus Brigadir J, Roy Suryo Cs Minta Uji Labfor Independen Ijazah Jokowi di UI atau BRIN!
-
Diskusi Buku Dibubarkan, Guru Besar UII Sebut Aparat Anti Sains dan Mengancam Demokrasi
-
Catatan Bencana Alam di Indonesia 2025: Dari Erupsi Gunung Hingga Banjir Sumatra
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
-
Bareskrim Ringkus 17 Pengedar Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, Ada 6 Sindikat!
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
Respons Putusan MK, Setyo Budiyanto Tegaskan KPK Masih Perlukan Penyidik dari Polri
-
Soroti Penangkapan Massal, Mahfud MD Minta Penahanan Ribuan Demonstran Dievaluasi