Suara.com - CEO Tiktok, Shou Zi Chew menghadiri sidang Kongres Amerika Serikat Kamis (23/3/2023) pekan lalu. Dalam sidang yang digelar selama lima jam tersebut, ada lima fakta penting yang terungkap, termasuk alasan-alasan Amerika Serikat yang berencana melarang akses Tiktok di negara tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Tuduhan Tiktok Terafiliasi dengan China
Dalam sidang tersebut, Kongres Amerika Serikat khawatir bahwa Tiktok terafiliasi dengan China. Melansir The Guardian, kekhawatiran ini sangat wajar mengingat Tiktok berada di bawah naungan ByteDance, perusahaan teknologi asal China.
Namun, Chew membantah dengan pernyataan bahwa Tiktok adalah perusahaan global yang bermarkas di Singapura dan Los Angeles. Chew sendiri lahir di Malaysia dan dibesarkan di Singapura.
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh anggota kongres Partai Republik dari Florida Neal Dunn yang mempertanyakan dugaan aplikasi Tiktok telah memata-matai warga Amerika Serikat.
Pasalnya, ByteDance diduga berupaya untuk mengakses identitas jurnalis dan membocorkan informasi, tetapi pernyataan ini segera dibantah oleh Chew. Di satu sisi, Wall Street Journal menerbitkan berita yang menyatakan China menentang penjualan paksa saham Tiktok. Berita yang diterbitkan hanya beberapa jam sebelum sidang itu menyiratkan bahwa memang ada hubungan antara Tiktok dan China.
2. Masalah Kesehatan Mental Remaja
Tiktok diakses oleh puluhan juta pengguna setiap hari di seluruh Amerika Serikat. Namun, kongres justru mempertanyakan masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh video-video dalam kanal tersebut, terutama bagi anak dan remaja.
Saat sidang berlangsung Anggota Kongres dari Partai Republik, Gus Bilirakis menyertakan kisah tentang Chase Nasca, seorang remaja laki-laki 16 tahun yang bunuh diri akibat terpengaruh konten melukai diri-sendiri yang dia tonton di Tiktok.
Baca Juga: Bikin Warganet Curiga, Irish Bella Tak Lagi Pasang Nama Ammar Zoni di Akun TikTok
Setahun yang lalu, Nasca melakukan aksi melompat ke rel kereta yang merenggut nyawanya. Kejadian tersebut membuat ByteDance digugat oleh orang tua Nasca yang kini hadir dalam persidangan Chew.
Menanggapi hal ini Chew justru memberi contoh penggunaan Tiktok di tempat tinggalnya di Singapura. Di negara tersebut tidak ada versi Tiktok untuk pengguna di bawah usia 13 tahun.
3. Konten Dianggap Tidak Ramah Anak
Sudah sejak lama Tiktok menghadapi tuduhan bahwa konten-konten mereka tidak ramah anak. Riset dari Pew Research Center menunjukkan 67 persen remaja berusia 13 hingga 17 tahun di AS adalah pengguna aktif Tiktok. Bahkan 16 persen di antaranya menggunakan sosial media tersebut secara terus menerus.
Kendati demikian, Chew menyebutkan masalah-masalah tersebut bisa diatasi karena Tiktok kini menyediakan fitur pembatas waktu. Pembatasan pengguaan dapat diaktifkan bagi anak-anak berusia di bawah 18 tahun.
4. Pembelian Saham oleh Amerika Serikat
Berita Terkait
-
Ustaz Live TikTok saat Pimpin Salat Tarawih, MUI Angkat Bicara
-
Hapus Nama Ammar Zoni dari Akun TikTok, Irish Bella Dicap Istri Tak Setia
-
Ogah Jual ke Investor Amerika, TikTok Bakal Dilarang di Negeri Paman Sam
-
Beri Pesan Ini ke Tiara Andini, Nissa Asyifa: Kamu Masih Bisa Dapat Cowok Yang Lebih dari Dia
-
Bikin Warganet Curiga, Irish Bella Tak Lagi Pasang Nama Ammar Zoni di Akun TikTok
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta