Suara.com - Dua orang debt collector dikeroyok warga di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Namun, baik debt collector maupun warga kini mereka sama-sama ditetapkan menjadi tersangka. Hal ini disampaikan oleh Polda Metro Jaya, Senin (10/4/2023). Lantas, apa yang menjadi duduk perkaranya? Mengapa kedua belah pihak ditangkap?
Peristiwa itu disebut terjadi pada Rabu (5/4/2023) sekitar pukul 14.00 WIB. Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyatakan bahwa dalam hal ini, pihaknya menetapkan dua kasus yang melibatkan delapan orang sebagai tersangka, yakni perampasan dan pengeroyokan.
"Terhadap dua delik ini, kasus pengeroyokan kita telah menangkap enam orang termasuk tersangka utama kita tangkap di Sukabumi," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/4/2023).
"Sedangkan di TKP yang pertama kasus pencurian dengan kekerasan, kemudian pemerasan, sudah kita tangkap dua orang dan satu orang yang menjadi korban di TKP kedua atas nama B," lanjutnya.
Debt Collector Jadi Tersangka Kasus Pemerasan
Kasus perampasan yang dimaksud Hengki, melibatkan dua orang debt collector termasuk B sebagai tersangka. Mereka bersama tiga orang lainnya mengadang mobil milik korban dan merampasnya dengan mengambil kunci secara paksa.
"Korban yang sedang mengendarai mobilnya tiba-tiba diadang oleh lima orang. Kemudian dilakukan perampasan kendaraan dengan cara mengambil secara paksa kunci kendaraan tersebut. Menurut keterangan korban sempat ada pemukulan," kata Hengki.
Mengacu pada putusan MK Nomor 18 Tahun 2019 dan 2021, Hengki menjelaskan bahwa mengambil secara paksa barang debitur merupakan tindakan yang dilarang. Hal ini, katanya, juga diatur dalam UU Fidusia agar debt collector tidak berpotensi terlibat pidana baru.
"Apabila ada cedera janji antara debitur dan kreditur, tidak serta-merta bisa mengambil secara paksa apabila debitur keberatan ataupun tidak menyerahkan secara sukarela. Ini sudah diatur dalam keputusan MK Nomor 18 Tahun 2019 dan 2021," jelas Hengki.
Baca Juga: Diperiksa Perdana Sebagai Tersangka, Ini yang Dikorek KPK ke Rafael Alun
Warga Jadi Tersangka Pengeroyokan
Sementara itu, enam orang warga termasuk korban pemerasan, ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan terhadap debt collector. Hal ini berawal dari RI, yang usai mobilnya diambil paksa, langsung menghubungi salah satu temannya, A.
A dan RI balik mengadang mobil yang akan dibawa ke kantor leasing. Dikarenakan memaksa maju, debt collector itu malah diteriaki maling hingga akhirnya terjadi peristiwa pengeroyokan yang juga melibatkan empat orang lainnya. Salah satu dari mereka bahkan merekamnya.
"Ada salah satu korban atas nama B ini yang dianiaya, direkam oleh salah satu tersangka juga, dan ini viral. Ini melanggar kebinekaan karena bernuansa SARA, bisa menciptakan konflik horizontal," kata Hengki.
Atas dasar tindakan kekerasan secara semena-semena atau main hakim sendiri ini, para tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dan atau Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
- 
            
              Diperiksa Perdana Sebagai Tersangka, Ini yang Dikorek KPK ke Rafael Alun
 - 
            
              Polda Metro Jaya Ringkus Enam Penganiaya Debt Collector di Tangsel
 - 
            
              Kronologi Soimah Didatangi Petugas Pajak Bawa Debt Collector sampai Bikin Menkeu Turun Tangan
 - 
            
              Kontras dengan Ucapan Anak Buahnya, Pj Gubernur DKI Larang Pengurus RT Minta THR Warga: Gak Boleh!
 - 
            
              Heboh Debt Collector Pajak, DJP Sebut Soimah Telat Lapor SPT
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus