Suara.com - Selama ini mungkin banyak orang yang ingin tahu alasan Lebaran Muhammadiyah dan pemerintah bisa berbeda. Terkait hal itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah I Abdul Mu’ti mengungkap alasannya.
Perbedaan penetapan awal Ramadhan atau 1 Syawal bukan terjadi antara Muhammdiyah dengan pemerintah maupun NU melainkan metode yang digunakan.
Alasan Lebaran Muhammadiyah dan Pemerintah Bisa Berbeda
Seperti yang kita ketahui, Muhammadiyah selama ini menggunakan metode hisab hakiki dengan wujudul hilal di mana Matahari terbenam lebih dulu dari Bulan walau hanya berjarak satu menit atau kurang.
Metode ini datang dari pakar falak Muhammadiyah Wardan Diponingrat berdasar pada QS Yasin ayat 39-40, juga hadis dan konsep fikih lainnya yang ditopang dengan ilmu astronomi.
Sementara itu, rukyatul hilal adalah pengamatan lengkungan bulan sabit paling tipis yang kedudukannya di ketinggian rendah di atas ufuk barat setelah matahari tenggelam atau ghurub.
Selanjutnya, penentuan 1 Syawal akan dilakukan dengan hasil rukyat. Jika tak berhasil, maka harus ikmal atau istikmal yaitu menggenapkan umur bulan berjalan jadi 30 hari.
Namun ada juga yang memahami rukyat secara mutlak bisa digantikan hisab falakiyah meskipun hilal belum terbentuk.
Terkait perbedaan metode ini, Abdul Mu'ti melalui akun Twitternya menjelaskan latar belakang tersebut dan membahas tentang lokasi salat Idul Fitri antara lapangan dengan masjid.
Baca Juga: Soal Perbedaan Idul Fitri, Habib Rizieq: Jangan Bingung, Umat Ikut Saja Pemerintah, Selesai!
“Perbedaan waktu Idulfitri bukan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, tetapi antara umat Islam yang menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dengan imkanur ru'yah,” tulisnya melalui akun Twitter @Abe_Mukti.
Untuk lokasi sholat id, Abdul mengatakan perbedaannya ada dalam pemahaman hadis, padahal menurutnya sholat id di lapangan tak hanya bagi warga Muhammdiyah dan sholat di masjid juga tak diperuntukkan untuk warga NU saja.
“Perbedaan tempat salat terjadi karena perbedaan dalam memahami hadits nabi dan pendekatan dalam menetapkan hukum,” tambahnya.
Melalui unggahannya, ia berusaha membuka wawasan masyarakat bahwa perbedaan itu terjadi hanya berdasarkan metode saja.
Terkait perayaan Lbaran versi Muhammadiyah yang jatu pada Jumat, 21 April 2023, ia mengajurkan warganya agar tak melakukan open house untuk menghormati umat Islam yang merayakan Lebaran di hari Sabtu, 22 April 2023.
“Mari membuka wawasan. Mari bina dan perkuat persatuan. Persatuan bukan penyeragaman, tapi penerimaan atas perbedaan,” tutupnya.
Tag
Berita Terkait
-
Soal Perbedaan Idul Fitri, Habib Rizieq: Jangan Bingung, Umat Ikut Saja Pemerintah, Selesai!
-
Ustaz Yusuf Mansur Akan Lebaran Hari Jumat 21 April, Syekh Muhammad Jaber Kapan? Adik Syekh Ali Jaber: Kalau Saya Biasa dari Kecil...
-
Pemerintah Umumkan Idul Fitri Jatuh pada 22 April, Menag Minta Kedepankan Toleransi Jika Ada Perbedaan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota