Suara.com - Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan kini tengah gencar mencari sosok calon wakil presiden atau cawapres yang ideal untuk menemaninya di Pilpres 2024 mendatang.
Setidaknya, ada enam sosok yang dilirik untuk nantinya dipinang menjadi 'jodoh' Anies, yakni Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan alias Aher, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Tak cukup di situ, ada segelintir pihak dari Koalisi Perubahan yang mengusulkan nama Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga bekas Panglima TNI Andika Perkasa.
Terakhir, nama Menkopolhukam Mahfud MD telah diusulkan namun ia tegas menolak tawaran menjadi cawapres Anies lantaran dirinya memilih fokus di kariernya sebagai menteri.
Penentuan cawapres Anies dari sekian banyak nama tersebut menjadi alot gegara banyak yang harus dipertimbangkan. Tak hanya soal kekuatan politik, tetapi harta kekayaan cawapres Anies juga harus dipertimbangkan sebagai modal untuk berkampanye.
Rincian harta kekayaan AHY
Putra eks presiden RI SBY, yakni AHY ternyata selain punya kekuatan politik yang besar juga mengantongi puluhan miliar Rupiah.
AHY melaporkan harta kekayaannya terakhir saat mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI pada 2017 lalu.
Komisi Pemilihan Umum atau KPU menerima laporan harta kekayaan AHY yang totalnya berjumlah Rp15.291.805.024 ditambah lagi dengan USD511. 322 atau setara dengan Rp6.647.186.000.
Baca Juga: 3 Menteri Jokowi Berpotensi Adu Kekuatan Sebagai Calon Presiden, Siapa Saja?
Total harta kekayaan yang dimiliki oleh Ketum Demokrat tersebut kini sekitar Rp21 miliar.
Rincian harta kekayaan Aher
Eks Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan alias Aher mengantongi harta kekayaan senilai Rp8.911.491.989 atau Rp8 miliar.
Rincian harta kekayaan tersebut dapat diakses di laman resmi KPK dalam format LHKPN yang terakhir kali dilaporkan oleh Aher pada periode 2017 lalu.
Rincian harta kekayaan Ridwan Kamil
Ridwan Kamil yang meneruskan estafet kepemimpinan dari Aher ternyata punya harta yang jauh lebih banyak.
Berita Terkait
-
3 Menteri Jokowi Berpotensi Adu Kekuatan Sebagai Calon Presiden, Siapa Saja?
-
Selain Mahfud MD, Gus Yaqut Disebut Layak Masuk Nominator Cawapres Pendamping Ganjar
-
Ganjar Pranowo Akan Gunakan Akhir Pekan untuk Kampanye sebagai Calon Presiden Potensial
-
Beda Reaksi Mahfud MD Soal 'Cocok' Jadi Cawapres Anies atau Ganjar
-
Partai Golkar Pilih Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden di Pemilu 2024, Ridwan Kamil Hormati Keputusan Partai
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana