Suara.com - Kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat sudah terjadi hampir 1 tahun yang lalu. Kasus yang awalnya terungkap dengan narasi "polisi tembak polisi" ini pun masih berbekas di ingatan publik.
Tak hanya kejanggalan cerita yang muncul pasca kematian Brigadir J, kondisi jasad Brigadir J pun sempat menjadi perbincangan karena terdapat banyak misteri. Hal ini pun sempat disorot banyak pihak.
Ahli forensik Polri, Kombes Pol dr. Sumy Hastry sempat mengungkap kejanggalan soal bagian otak Brigadir J yang sempat ditemukan di bagian perut. Isu soal malpraktik pun ditepis oleh Sumy.
Sumy mengaku bahwa sebagai seorang ahli forensik, otopsi yang dilakukan harus dikejar waktu sehingga kejadian tersebut merupakan hal yang biasa untuk menyelamatkan organ tubuh yang akan membusuk.
"Kita kan (forensik) kerja sewaktu-waktu dan untuk jamnya kita kan tidak bisa menunda autopsi, karena jelas kita diburu dengan waktu kematian. Kalau semakin lama, semakin susah semakin busuk (organ). Nanti bingung ini dipukulin kah, ada kekerasan kah, ada memar kah, ada luka tembak apa seperti itu makanya segeralah dilakuka. Saya yakin mereka kerja dengan baik dan benar,” ungkap dr. Sumy.
Sumy sendiri dikenal sebagai dokter ahli forensik perempuan pertama di Indonesia. Lalu, seperti apa sosok Sumy? Simak inilah profil Sumy selengkapnya.
Wanita bernama lengkap Kombes Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F ini kini menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jateng sejak tahun 2021 lalu. Kemampuannya di dunia forensik pun membuatnya menjadi wanita pertama di Asia yang berhasil mendapatkan gelar dokter ahli forensik.
Sumy mengawali kariernya di dunia kepolisian saat bergabung dalam pendidikan kepolisian di tahyn 1998 pada SEPA Angkatan V. Sumy pun pernah beberapa kali menangani kasus kasus besar. Ia pernah tergabung di dalam tim Disaster Victim Identification (DVI) yang menangani kasus terorisme, seperti identifikasi korban Bom Bali tahun 2002, korban ledakan JW Marriot pada tahun 2009 lalu, korban kasus teror Dulmatin pada tahun 2010, hingga korban kasus pesawat jatuh MH-17 tahun 2014.
Lulusan studi forensik Universitas Diponegoro ini pun sempat menempuh pendidikan Postgraduate Training-Course Forensic Medicine di tahun 2003 pasca terlibat dalam identifikasi korban Bom Bali. Ia juga berkesempatan mendapatkan kesempatan untuk menjalani pelatihan DVI di Singapura pada tahun 2006.
Baca Juga: Merinding, Dokter Forensik Ini Temukan Banyak Belatung di Organ Vital Mayat yang Diautopsinya
Sumy sempat dijuluki "ahli DNA" dan meluncurkan beberapa buku penelitian forensiknya, seperti Dari Tragedi Bali Hingga Tragedi Sukhoi, Ilmu Kedokteran Forensik untuk Kepentingan Penyelidikan, dan Mengenal DNA.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Merinding, Dokter Forensik Ini Temukan Banyak Belatung di Organ Vital Mayat yang Diautopsinya
-
Bebas Murni 31 Januari, Menengok Jejak Richard Eliezer di Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua
-
CEK FAKTA: Vonis Putri Chandrawathi Diubah Jadi Hukuman Mati
-
Polisi Periksa Dokter yang Visum Habib Bahar terkait Dugaan Penembakan
-
Kepolisian Dalami Visum Habib Bahar untuk Menjadi Alat Bukti
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Pelat Nomor Ditutup Jadi Target Khusus Operasi Zebra, Polda Metro: Biasanya Pelaku Kejahatan!
-
Maraton Lakukan Penggeledahan Kasus Ponorogo, KPK Sita 24 Sepeda hingga Mobil Rubicon dan BMW
-
Operasi Zebra Berlaku Hari Ini: e-TLE Mobile Siap Buru 11 Pelanggar Lalu Lintas Berikut!
-
Ada Siswa Dibully hingga Meninggal, Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel Didesak Mengundurkan Diri
-
Sepekan Pasca-Ledakan, SMAN 72 Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
-
Celoteh Akademisi Soal MK: Penugasan Polisi Aktif ke Luar Instansi Dibolehkan, Kok Bisa?
-
Polda Metro Bentuk 'Polisi Siswa Keamanan', Apa Peran dan Tujuannya?
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK