Suara.com - Warga Bekasi kini digegerkan atas penemuan polisi terhadap sebuah rumah kontrakan yang diduga menjadi tempat penampungan penjualan ginjal manusia alias sebagai tempat sindikat penjualan ginjal ilegal.
Rumah kontrakan tersebut Villa Mutiara Gading, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Adapun sebelumnya, warga sekitar sempat mencurigai gerak-gerik penghuni rumah yang beberapa di antaranya cukup menarik perhatian.
Lantas, bagaimana modus yang digunakan oleh terduga sindikat penjualan ginjal ilegal tersebut?
Simak jawabannya di kumpulan fakta yang telah dirangkum oleh Suara.com berikut.
Kronologi penggerebekan rumah sarang sindikat penjualan ginjal
Rumah kontrakan tersebut digerebek polisi pada Senin (19/6/2023) dini hari. Kecurigaan polisi terhadap rumah tersebut bermula ketika mereka mencari seorang bernama Muhamad Akmal yang merupakan penghuni kontrakan tersebut.
Ketua RT beberkan sosok Muhamad Akmal
Ratam, Ketua RT di lingkungan lokasi diduga 'sarang' sindikat penjualan ginjal ilegal tersebut menjelaskan siapa sosok Muhamad Akmal yang dicari oleh polisi tersebut.
Baca Juga: Kembangkan Kasus Penjualan Organ Tubuh di Bekasi, Kapolda Metro Jaya: Sebentar Lagi Tuntas
Ratam menjelaskan ciri-ciri Akmal yang cukup nyentrik dengan rambut pirangnya. Ketua RT tersebut juga menduga bahwa Akmal berasal dari luar Pulau Jawa.
“Kulitnya putih, rambutnya agak pirang, masih muda 21 tahun kalau gak salah,” kata Ratam, kepada wartawan, Jumat (23/6/2023).
Dugaan Ratam bermula ketika mendengar Akmal yang berbicara dengan logat yang baginya tak asing.
“Dia sendiri orang seberang (pulau) sih, kayanya kalau gak Sulawesi atau Kalimantan,” lanjut Ratam.
Kejanggalan rumah kontrakan: Sering berubah-ubah penghuni
Warga lain bernama Nuraisyah membeberkan ada lima orang laki-laki yang menjadi penghuni rumah tersebut. Hal tersebut didapati dari jumlah laporan Kartu Tanda Penduduk atau KTP yang dilaporkan ke RT setempat.
Berita Terkait
-
Kembangkan Kasus Penjualan Organ Tubuh di Bekasi, Kapolda Metro Jaya: Sebentar Lagi Tuntas
-
Ciri-ciri Penghuni Tempat Penampungan Ginjal Ilegal di Bekasi: Rambut Pirang, Mirip Orang Luar Pulau Jawa
-
Sewa Rumah untuk Produksi Sinte Lalu Edarkan via Sosmed, 5 Pria di Bekasi Hasilkan Rp1,9 Miliar
-
Kontrakan di Tarumajaya Jadi Tempat Penampungan Ginjal Manusia, Ketua RT Beberkan Fakta Lain
-
Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 28 Juni, Ini Lokasi Salat Id di Jakarta, Bekasi dan Tangerang
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta