Ngaji Rasa dalam urusan rumah tangga bagi orang Dayak Indramayu menempatkan suami dalam posisi yang selalu salah apabila terjadi konflik.
"Jangankan salah, benar pun kadang tetap dimarahi sama istri, wajar," kata Wardi menambahkan.
Pria Dayak Indramayu diuji untuk menahan amarahnya dan diminta meredam ego pribadinya untuk bisa mencari titik kesalahan di dalam diri sendiri.
"Kalau dimarahin ya diam," sebut Wardi.
Ngaji Rasa menekankan pribadi sadar akan kesalahannya untuk mencari kebenaran lewat diri sendiri.
***
Desa Krimun, berada di sisi Jalan Raya Pantura Jawa Barat. Jaraknya sekitar 800 meter dari jalan utama penghubung Pulau Jawa, yang tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan.
Namun di balik bising roda-roda, ada kesunyian dan ketentraman dari Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu di dalamnya.
Mendengar kata suku, tentu yang terlintas di kepala banyak orang adalah kelompok sosial yang memiliki perbedaan identitas kebudayaan. Beda halnya dengan apa yang dimaknai oleh Wardi. Arti suku bagi Dayak Indramayu, begitu masyarakat umumnya memanggil kelompok ini, adalah kaki dalam bahasa lokal.
Baca Juga: Menyisir Jejak Leluhur dan Jati Diri di Hindu Mangir
Sedangkan, dayak berasal dari kata mengayak atau menyaring. Dayak yang dimaksud, sama sekali tidak ada kaitannya dengan Suku Dayak yang berada di Pulau Kalimantan.
"Jadi Dayak itu menyaring. Dalam kehidupan ini, antara salah dan benar," katanya.
Sementara Hindu dan Budha, bukan dalam arti agama resmi yang tercatat dalam Kartu Tanda Penduduk. Hindu di sini berarti fase hidup manusia di dalam rahim ibu, sementara Budha berarti telanjang. Selayaknya kondisi manusia ketika baru dilahirkan.
Bumi menurut Suku Dayak adalah wujud dan segandu artinya sekujur badan. Nama Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu kerat kaitannya dengan ajaran Ngaji Rasa. Ajaran kebatinan yang mengambil nilai mendahulukan penilaian kepada diri sendiri.
Wardi bercerita, Suku Dayak Indramayu tidak serta merta lahir sebagai kelompok kebatinan. Pada tahun 1970, kelompok ini merupakan perguruan silat bernama SS dan berganti nama kemudian pada tahun 1982 menjadi Jaka Utama.
"Dalam artian. Jaka itu pemuda atau yang utama," tutur Wardi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Hasto Kristiyanto Ikut Start 10K BorMar 2025: Mencari Daya Juang di Bawah Keagungan Borobudur