Suara.com - Kasus sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus jual beli ginjal di Kamboja tengah menggegerkan publik. Polisi mencatat 122 orang jadi korban jual-beli ginjal sindikat internasional. Sementara itu ada 12 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
Ginjal sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) itu dijual dengan harga Rp 200 juta. Namun para korban hanya menerima Rp 135 juta, sedangkan Rp 65 juta lainnya jadi upah pelaku. Simak penjelasan tentang tipu muslihat pelaku jual ginjal ketika menjerat para korban berikut ini.
Pakai Grup Facebook
Sindikat jual beli ginjal jaringan Kamboja itu menggunakan media sosial Facebook untuk merekrut para korban. Polisi mengungkap para korban berasal dari berbagai latar belakang dan profesi. Mulai dari pedagang, guru privat, buruh, sekuriti, bahkan lulusan S2 dari universitas ternama.
"Rekrut dari media sosial facebook," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam jumpa pers pada Kamis (20/7/2023).
Pihak kepolisian menemukan ada 2 akun dan 2 grup komunitas yakni "Donor Ginjal indonesia" dan "Donor Ginjal Luar Negeri" yang digunakan pelaku untuk menjerat korban.
"Mereka melakukan inbox atau messenger Facebook, kemudian dilanjutkan melalui whatsApp lalu direkrut," ujar Kombes Hengki.
Selain itu tersangka juga merekrut korban dari mulut ke mulut. Bahkan di antara para tersangka merupakan mantan donor ginjal.
"Ini dari 10 (tersangka), 9 orangnya adalah mantan pendonor," ucap Kombes Hengki.
Baca Juga: Sindikat Perdagangan Ginjal Terbongkar, Ini Kriteria Korban yang Diincar
Palsukan Rekomendasi Perusahaan
Proses transplantasi ginjal dilakukan di rumah sakit di Kamboja. Ketika memberangkatkan para pendonor ke luar negeri, ada oknum yang memalsukan rekomendasi beberapa perusahaan seolah-olah akan melakukan family gathering ke luar negeri.
"Apabila ditanya petugas imigrasi akan ke mana? Jawabannya family gathering, ini ada surat tugasnya dari perusahaan. Ada perusahaan yang dipalsu oleh kelompok ini seolah-olah akan family gathering termasuk stempelnya," beber Kombes Hengki.
Sindikat Sejak 2019 Raup Keuntungan Rp 24,4 M
Polisi menyebutkan sindikat kasus TPPO penjualan ginjal jaringan Kamboja ini sudah berjalan sejak tahun 2019. Para pelaku berhasil meraup omzet hingga Rp 24,4 miliar dari jual beli ginjal di Kamboja itu.
"Total omzet penjualan organ kurang lebih Rp 24,4 miliar," ungkap Kombes Hengki.
Berita Terkait
-
Sindikat Perdagangan Ginjal Terbongkar, Ini Kriteria Korban yang Diincar
-
Beraksi Sejak 2019, Sindikat Perdagangan Ginjal Manusia di Bekasi Raup Cuan Rp24,4 Miliar
-
Sadis! 9 Fakta Kasus TPPO Sindikat Jual Beli Ginjal di Kamboja: Oknum Polisi Terlibat
-
Tak Hanya di Kamboja, Satu Tersangka Penjualan Organ Ginjal di Bekasi Ternyata Lakukan Transplantasi di Indonesia
-
Cari Korban Lewat Facebook, Sindikat Penjual Organ Ginjal Jaringan Kamboja Pakai Modus Family Gathering ke Luar Negeri
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing