Suara.com - Hutan kota yang berlokasi di Cawang UKI di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, kini menjadi perhatian masyarakat. Ini karena lokasi itu disebut-sebut sebagai “sarang” berkumpulnya kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT.
Tak hanya itu, komunitas LGBT juga dituding melakukan kegiatan mesum di hutan kota Cawang. Berdasarkan keterangan warga setempat, komunitas LGBT sering berkeliaran di kawasan itu sejak satu dekade lalu.
Warga juga sempat melakukan penggerebekan pada sekitar tahun 2020. Namun, kaum LGBT kembali di Hutan Kota UKI Cawang karena kondisinya gelap dan juga jauh dari pemukiman warga.
Mengenai itu, Kepala Seksi Taman Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Yanti Rosanna menegaskan, pihaknya akan terus berupaya menjadikan Hutan Kota Cawang menjadi steril dari kaum LGBT.
Komitmen itu, kata Yanti, akan dilakukan dengan bantuan nonstop dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pihaknya juga akan melakukan koordinasi juga dengan kecamatan untuk memperbaiki, serta meningkatkan fasilitas di lokasi hutan kota tersebut.
Terakhir, Yanti berharap dengan adanya upaya yang dilakukan, kawasan Hutan Kota Cawang tidak lagi memiliki citra yang negatif.
Lantas, seperti apakah sejarah hutan Kota Cawang yang kini menjadi ‘sarang’ LGBT tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Sejarah Hutan Kota Cawang
Menilik sejarah, wilayah Cawang dulunya merupakan bagian dari tanah perkebunan partikelir Tandjoeng Oost yang dikuasai oleh tuan tanah bernama Pieter Van Den Velde. Sosok Van Den Velde saat itu juga menguasai tanah lain, seperti Tanjung Timur, Tanjung Priok, Cikeas, Pondok Terong dan Cililitan.
Baca Juga: Waspada Jual Beli Video Gay Anak di Bawah Umur di Medsos, Ini Motifnya
Konon nama Cawang sendiri diambil dari seorang Letnan Melayu yang mengabdikan diri pada kompeni dengan nama Wan Mohammad Anawar.
Para pasukannya diketahui kerap memanggil Letnan Melayu dengan nama Ce’Awang. Nama tersebut pun perlahan berubah menjadi Cawang.
Pada saat itu, Ce’Awang dan para pasukannya tinggal di kawasan tersebut. Kondisi itu membuat nama Cawang semakin dikenal, khususnya di sebuah kelurahan yang ada di Jakarta Timur tersebut.
Tak hanya itu, pada awal abad ke-20, nama Cawang kembali menjadi pembahasan di kalangan masyarakat. Bukan karena kemacetan dan banjir seperti sekarang, tetapi karena ada seorang pesilat beraliran kebatinan bernama Sairin atau Cungok yang tinggal di wilayah tersebut.
Dalam sejarahnya, Sairin sempat mengalami tragedi tidak menyenangkan. Ia dituduh oleh pemerintah Kolonial Belanda sebagai dalang dari berbagai kerusuhan. Atas kejadian tersebutlah nama Cawang semakin dikenal di Jakarta, bahkan sampai saat ini.
Singkat cerita, Cawang yang dulunya merupakan perkebunan, kini menjadi ‘titik simpul’ jaringan transportasi di area Jabodetabek
Berita Terkait
-
Waspada Jual Beli Video Gay Anak di Bawah Umur di Medsos, Ini Motifnya
-
5 Fakta Baru Mahasiswa UMY Korban Mutilasi: Ternyata Sedang Teliti LGBT, Dibunuh Responden?
-
Diduga Sarang LGBT, Rektor UKI Bantah Hutan Kota Cawang di Wilayah Mereka
-
Jadi 'Sarang' Aktivitas LGBT, Pemprov DKI Perketat Keamanan di Hutan Kota Cawang
-
Heboh Oknum Satpol PP Dharmasraya LGBT, Foto dan Video Bermesraan Sesama Cewek Beredar di Medsos
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Dalih 'Investasi Sosial' Jokowi soal Utang Whoosh Dikuliti DPR: Mana Akuntabilitasnya?
-
Skandal Chromebook: Pengacara Nadiem Tunjuk Hidung Stafsus, Siapa Dalang Sebenarnya?
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Ditanya Soal Peluang Periksa Luhut dalam Kasus Whoosh, Begini Respons KPK
-
Korupsi Whoosh Memanas, Ketua KPK Soal Saksi: Masih Kami Telaah Dulu
-
Sandra Dewi Menyerah? Terungkap Alasan Tunduk di Balik Pencabutan Gugatan Aset Korupsi Timah
-
Eks Jubir Gus Dur Sentil Kejagung: Prestasi Rp13 T Jadi Lelucon, Loyalis Jokowi Tak Tersentuh?
-
Cak Imin Soroti Gurita Bisnis Indomaret dan Alfamart: Membunuh Ekonomi Rakyat di Desa
-
Berani Tembaki Polisi dan Warga! Komplotan Curanmor Sadis Asal Lampung Ditangkap di Bekasi
-
Gibran Pilih Mancing Lele di Bekasi, Disindir Keras Politisi PKB: Lebih Baik dari Bung Hatta?