Suara.com - Debat panas antara Presiden Jokowi dengan Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, menjadi sorotan. Ini setelah keduanya terlibat silang pendapat mengenai keuntungan hilirisasi nikel.
Dalam adu argumen tersebut, Faisal berpandangan bahwa program kebanggan Presiden Jokowi itu hanyalah menguntungkan pihak lain, yakni China. Sementara Presiden Jokowi menyanggah dan mengungkap tingginya keuntungan negara dari hilirisasi nikel.
Lantas, seperti apakah profil Faisal Basri, sosok yang berani debat Jokowi soal nikel?
Profil Faisal Basri
Nama Faisal Basri sebelumnya sudah terkenal sebagai aktivis, politikus sekaligus pengamat ekonomi. Meskipun sibuk dengan aktivitasnya, ia tetap menjadi tenaga pendidik di mata kuliah Ekonomi Politik.
Faisal Basri lahir di Bandung pada 6 November 1959. Ia menghabiskan masa kecilnya di Bandung sampai umur 6 tahun, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta.
Di ibu kota, ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di sana. Pendidikannya kemudian berlanjut ke jenjang SMA, yakni di SMA Negeri 3 Jakarta.
Ia kemudian mengambil pendidikan S1 di Universitas Indonesia. Di sanalah sosoknya mulai aktif dalam kegiatan sosial. Terlebih pada Orde Baru bergejolak, Faisal semakin terjun jauh ke berbagai organisasi.
Faisal lantas mengawali kariernya pada 1981 sebagai peneliti dengan pangkat terendah, yakni Junior Research Assistant di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM). Ia mendapatkan gaji 60.000 rupiah per bulan dari jabatan itu.
Baca Juga: Panas! Debat Faisal Basri vs Jokowi Soal Hilirisasi Nikel: Para Menteri Bela Presiden
Sampai akhirnya pada tahun 1991, ia dipercaya menjabat sebagai wakil direktur. Lalu dua tahun kemudian, ia diangkat menjadi direktur.
Pada tahun yang sama, Faisal Basri juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi dosen di Fakultas Ekonomi UI. Di sana ia mengajar mata kuliah baru, yakni Ekonomi Politik.
Faisal Basri tercatat pernah diminta menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas pada 2014 oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Ia diberi tuga untuk mereformasi tata kelola minyak dan gas (migas).
Salah satunya dengan memberantas mafia migas yang bersarang di sektor energim serta menata ulang kelembagaan agar bisa bekerja secara optimal. Namun sayang, Faisal Basri tidak bertahan lama mengemban jabatan itu. Pasalnya, ia merasa terbatas dalam ruang geraknya.
Hal itu membuat Faisal Basri memilih untuk keluar dari tim tersebut. Kendati demikian, ia tetap diminta membantu Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti pada 2015. Kala itu, ia ditugaskan untuk memberantas mafia ikan alias anti illegal fishing.
Sementara di dunia politik, Faisal Basri pernah mencalonkan diri sebagai gubernur DKI lewat jalur independen pada Pilgub 2012. Saat itu ia dipasangkan dengan Biem Benyamin, putra dari tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb.
Berita Terkait
-
Panas! Debat Faisal Basri vs Jokowi Soal Hilirisasi Nikel: Para Menteri Bela Presiden
-
Momen Ari Lasso Gigit Jari saat Salah Tapping Gate LRT Jabodebek Bareng Jokowi
-
Airlangga Bentuk Tim Teknis Golkar-Gerindra, Bahas Kerja Sama Politik Jelang Pemilu 2024
-
Golkar Diperintah Jokowi Dukung Prabowo, Sekjen Gerindra Bocorkan Isi Pertemuan dengan Airlangga
-
Pemerintah Ramai-ramai Geruduk Faisal Basri Soal Hilirisasi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!