Suara.com - Ketua Umum Ganjarian Spartan Mohamad Guntur Romli memberikan tanggapan usai deklarasi partai Golkar dan PAN yang memutuskan merapat mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Diketahui, pada Minggu (13/8) lalu Golkar bersama PAN menandatangani naskah kerjasama memenangkan Bacapres usungan Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Perjanjian tersebut berlangsung di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, mantan politisi PSI yang juga merupakan Ketum Ganjarian Spartan mengatakan bahwa ada skenario mengeroyok Ganjar dengan menggalang koalisi parpol tersebut.
"Terkait peristiwa deklarasi Partai Golkar dan Partai PAN hari ini, Minggu 13 Agustus 2023 kepada Bacapres Prabowo Subianto dari Partai Gerindra," tulisnya melalui akun Twitter @gunromli, Minggu (13/8).
"Ada skenario mengeroyok Ganjar Pranowo dengan menggalang koalisi parpol yang gemuk, tapi Pilpres (Pemilihan Presiden) berbeda dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) di mana tokoh Capresnya yang sangat menentukan, bukan koalisi parpolnya, hal ini mengingatkan kita pada Pilpres 2014, waktu itu Joko Widodo 'dikeroyok' oleh gabungan 6 parpol, termasuk di dalamnya Gerindra dan Golkar. Namun Jokowi tetap menjadi pemenang Pilpres 2014," imbuhnya.
Guntur Romli juga mengatakan, publik sudah melihat adanya komunikasi antara pihak Ganjar dan PDIP dengan parpol-parpol tersebut. Namun dia mendengar adanya persyaratan yang terjebak dalam 'koalisi dagang sapi' yang sarat dengan kepentingan.
"Selama ini kita melihat sudah ada komunikasi antara pihak Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan dengan parpol-parpol tersebut: khususnya Golkar dan PAN, namun kami mendengar informasi adanya persyaratan-persyaratan yang bisa terjebak dalam 'koalisi dagang sapi' yang sarat dengan kepentingan temporal," lanjutnya.
Selama, kata dia, belum ada pendaftaran resmi Capres-Cawapres, maka yang disebut dengan koalisi parpol masih sangat cair dan situasional.
"Selama belum ada pendaftaran resmi Capres-Cawapres, maka yang disebut dengan koalisi parpol sebenarnya masih sangat cair dan situasional, belum ada koalisi yang solid," kata dia.
Baca Juga: Usut Kasus Korupsi Impor Emas, Kejagung Dalami Dugaan Manipulasi Kode HS Pada PT UBS dan IGS
Bukan hanya itu, dia juga menambahkan bahwa bisa saja koalisi yang terbentuk saat ini nantinya bubar dan terbentuk koalisi baru.
"Bisa jadi koalisi yang ada sekarang nantinya bubar, dan terbentuk koalisi baru," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan