Suara.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai PDI Perjuangan terlalu reaktif dalam menyikapi dukungan dari Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto. Padahal, tidak seharusnya PDIP bersikap demikian atas langkah kadernya tersebut.
"Reaksi Sekjen PDIP Hasto yang terkesan berlebihan justru menunjukkan kepanikan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Hasto seolah begitu takut kehilangan kader luar biasa yang dapat menenggelamkan pamor PDIP," tutur Jamiluddin kepada wartawan, Senin (21/8/2023).
Padahal, dikatakan Jamiluddin, Budiman bukan merupakan sosok yang mengakar di PDIP. Langkah PDIP sendiri tidak ditentukan oleh sosok Budiman.
Menurut dia, Budiman gagal memimpin Partai Rakyat Demokratik (PRD) karena tidak berhasil membawanya ke Senayan. Menurutnya Budiman tidak memiliki basis massa besar.
"Hal itu terbukti pada Pileg 2019, ia tidak terpilih duduk di Senayan. Jadi, secara politis tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan atas dukungan Budiman terhadapa Prabowo. Dukungan Budiman itu tidak akan mengembosin suara Ganjar Pranowo, khususnya di Jawa Tengah pada Pilpres 2024," tutur Jamiluddin.
Berkaitan dengan dukungan Budiman ke Prabowo, Jamiluddin mengingatkan bahwa di era demokrasi saat ini, setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih dan dipilih. Begitu juga dengan hak dan kebebasan untuk bergabung ke partai politik yang diinginkan.
"Sebaliknya partai poliitik juga berhak untuk menerima atau menolaknya, termasuk memecatnya. Karena itu, di era demokrasi hal biasa orang masuk dan pindah partai politik. Hal itu bukan aib, sehingga tak perlu dihujat," katanya.
"Kalau PDIP terlalu reaktif, maka keuntungan akan diperoleh Budiman. Nama Budiman yang awalnya biasanya saja, justru akan semakin melambung bila PDIP terus bereaksi berlebihan," sambungnya.
Respons PDIP
Baca Juga: Menanti Nasib Budiman Sudjatmiko Di Tangan PDIP: Pilih Mundur Atau Dipecat
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai kubu Prabowo Subianto sedang tidak percaya diri. Penilaian itu muncul lantaran kubu Prabowo dianggap melakukan pembajakan terhadap kader PDIP Budiman Sudjatmiko.
Diketahui Budiman kekinian terang-terangan mendukung Prabowo. Padahal PDIP diketahui sudah memilih Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan melalui keterangan tertulis, Minggu (20/8/2023).
Hasto mengatakan penerapan devide at impeta telah membuktikan adanya ketidakpercayaan diri dari kubu Prabowo.
"Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDI Perjuangan," tutur Hasto.
Hasto sekaligus memberi catatan soal lokasi deklarasi dukungan dari Budiman untuk Prabowo, di mana berlokasi itu di Provinsi Jawa Tengah. Hasto menerangkan tindakan yang dilakukan Budiman dan Prabowo di Semarang, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.
Berita Terkait
-
Menanti Nasib Budiman Sudjatmiko Di Tangan PDIP: Pilih Mundur Atau Dipecat
-
Dukung Prabowo, Nasib Budiman Sudjatmiko di PDIP Bakal Ditentukan Senin Ini!
-
Prabowo Dinilai Tak Etis Bajak Budiman Sudjatmiko, PDIP Lancarkan Serangan!
-
Guntur Romli Sebut Alasan Budiman Sudjatmiko Tak Mundur dari PDIP Padahal Dukung Prabowo: Dia Mau Playing Victim
-
PDIP Legowo Golkar-PAN Dukung Prabowo: Komunikasi Sudah Jalan, Tapi...
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Belum Kepikiran Banding, Jaksa Pasrah Hakim Vonis Ringan Nikita Mirzani?
-
Kejinya Sejoli di Karawang Pembunuh Bayi: Mulut Ditutup Lakban, Dibuang Pakai Tas Ransel
-
DPD RI Gelar DPD Award 2025 Perdana, Angkat Kiprah Pahlawan Daerah ke Panggung Nasional
-
Rampas Motor Emak-emak saat Bonceng Anak, Polisi Buru Komplotan Debt Colletor di Pulogadung
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri
-
Modal Senjata Mainan, Pelaku Curanmor di Cengkareng Tewas Usai Diamuk Warga
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mendikdasmen Hingga Sejarawan Bereaksi
-
Pihak BGN Tegaskan Uang Rp5 Juta untuk Orang yang Bikin Konten Positif MBG Cuma Guyon
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan