Selain dihadiri oleh perwakilan Kemenparekraf, acara ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, serta dihadiri oleh perwakilan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setiap pihak menyampaikan apresiasi dan harapan terkait dibukanya destinasi wisata yang mengusung nilai edukasi kelestarian lingkungan dalam kemasan menarik ini.
Di dalam wilayah Ekowisata Bale Mangrove yang tepatnya berada di Dusun Poton Bako ini, dipertahankan tumbuhnya pohon-pohon mangrove secara alami, bahkan ada pohon yang telah berusia ratusan tahun.
Pengelola menawarkan paket eduwisata untuk membagikan pengetahuan lebih rinci terkait mangrove kepada pengunjung, juga terdapat nursery untuk pembibitan mangrove. Untuk menikmati keindahan hutan ini, pengunjung dapat berjalan sepanjang jalur titian kayu yang nyaman dilengkapi beberapa spot menarik untuk mengambil foto.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Ahmad Masfu mewakili Bupati Lombok Timur mengatakan, dengan peresmian ini diharapkan pengembangan ekowisata makin maju dan destinasi ini akan menjadi salah satu unggulan hingga tingkat nasional bahkan internasional bila semua saling mendukung.
"Dengan peresmian ini diharapkan pengembangan ekowisata makin maju dan destinasi ini akan menjadi salah satu unggulan hingga tingkat nasional bahkan internasional bila semua kita saling mendukung," ujarnya.
Sedangkan, Mahadir dari UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) PLN Mataram menyatakan, melalui ekowisata ini diharapkan banyak generasi muda tertarik untuk pelestarian lingkungan.
Ketika hutan mangrove dibuat jadi spot menarik dan instagramable seperti ini, maka, sambungnya, akan memicu anak muda mengembangkan rasa peduli pada lingkungan.
"Kami berharap dapat berkontribusi signifikan terhadap pelestarian ekosistem mangrove dan meningkatkan kualitas hidup komunitas yang tinggal di sekitarnya, serta menjaga bumi menjadi lebih sehat dan aman," terangnya.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Muhammad Yusuf menjelaskan, hutan mangrove adalah ekosistem yang penting untuk biota laut dan penyaring udara yang hebat karena menyerap C02 lima kali lebih besar daripada hutan di daratan.
Baca Juga: Berjarak 11 Km dari Kota Batu, Daerah Ini Dikenal Memiliki Banyak Wisata Indah
“Menanam dan merawat mangrove itu memerlukan peran aktif masyarakat. Yang diharapkan dari pertemuan adalah makin menguatnya kolaborasi seluruh stake holder. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, private sector diharapkan dapat berkolaborasi dengan desa. Makin banyak pihak terlibat, maka makin banyak pula yang dapat bekerja sama,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Pendampingan Kampanye Sadar Wisata 5.0 Wujudkan Kolaborasi Industri dan Desa Wisata di Lombok
-
Tingkatkan Ekonomi dan Perluasan Lapangan Kerja, Kemenparekraf Dorong Sinergi Antar Desa Wisata
-
Desa Wisata Edelweiss Pasuruan Jadi yang Terbaik di ADWI 2023, Sudah Pernah ke Sana?
-
Sandination Hidupkan Lapangan Kerja Desa Wisata Melalui Program Networking dan Personal Branding
-
Desa Diubah Menjadi Tujuan Wisata di Masa Gubernur Sulsel Andi Sudirman
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat