Suara.com - Gelombang penolakan dinasti politik jelang Pemilu 2024 terus bergelora. Kali ini penolakan datang dari mahasiswa dan rakyat di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Ribuan mahasiswa dan rakyat menggelar Mimbar Demokrasi di halaman kampus Unazlam Palu, Jumat (01/12/2023).
Ketua Pelaksana Mimbar Demokrasi M Idham mengatakan, agenda unjuk rasa tersebuti diikuti sekitar 5.000 mahasiswa dan rakyat Sulteng.
Idham mengatakan, Mimbar Demokrasi menjadi sarana mengajak mahasiswa dan rakyat menjaga demokrasi dan cita-cita reformasi.
"Tolak politik dinasti dan pelanggar HAM. Begitu banyak ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Kita punya keresahan yang sama, negara kita tidak lagi berpihak pada masyarakat,” katanya, dalam keterangan tertulis, yang diterima Suara.com, Jumat (1/12/2023).
Sejumlah aktivis '98 juga turut hadir dalam mimbar demokrasi kali ini, di antaranya Ariyanto Sangaji, Deddy Irawan, dan Dedi Askary.
Direktur Yayasan Tanah Merdeka, sekaligus aktivis 98, Aryanto Sangaji, mengatakan, jika selama ini terjadi kesewenangan dalam penegakan hukum di Indonesia saat ini.
Aryanto menilai Mahkamah Konstitusi (MK) dipaksa memunculkan anak presiden sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hal tersebut tidak lain merupakan tindakan nepotisme seperti yang terjadi pada era Orde Baru (Orba).
"Bila kita tidak hati-hati meresponnya ini bahaya. Kembali muncul 25 tahun kemudian. Hadir kembali KKN seperti yang terjadi di zaman rezim Orde Baru (Orba). Segera kita lakukan perlawanan," ucap Aryanto.
Baca Juga: Dianggap Khianati Cita-cita Reformasi, Massa Mahasiswa Di Sumut Tolak Dinasti Jokowi
Sebelumnya, para mahasiswa dan rakyat di sejumlah daerah secara estafet melakukan mimbar demokrasi sebagi bentuk penolakan dinasti politik yang diduga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat ini.
Tak hanya di Palu, sebelumnya aksi serupa juga dilakukan di sejumlah daerah. Sejumlah daerah yang telah melakukan aksi mimbar demokrasi yakni Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, hingga Sulawesi Tengah. Mereka sepakat menolak politik dinasti dan kebangkitan neo-Orba.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat