Suara.com - Keluarga sandera Israel mengungkapkan kemarahannya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Luapan amarah tersebut terjadi saat Netanyahu bertemu dengan keluarga sandera yang kembali pada Selasa (5/12/2023).
Saat itu, Netanyahu yang melakukan konferensi pers mengungkapkan hal yang memancing emosi keluarga sandera yang kembali.
"Saya mendengar cerita yang membuat saya patah hati, saya mendengar tentang rasa haus dan lapar, tentang kekerasan fisik dan mental."
"Saya mendengar dan Anda juga mendengar, tentang kekerasan seksual dan kasus pemerkosaan brutal yang tidak pernah terjadi sebelumnya," katanya seperti dikutip Alarabiya.
Beberapa kerabat keluarga yang kritis kepada pemerintah meluapkan kemarahannya. Salah satunya disampaikan orang tua sandera, Dani Miram. Putranya bernama Omri disandera pada 7 Oktober 2023 silam oleh Hamas.
Dani mengatakan, pikirannya telah dihina dalam pertemuan tersebut. Sehingga, ia menyatakan keluar di tengah berjalannya pertemuan tersebut.
"Saya tidak akan menjelaskan secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, namun keseluruhan kinerja ini buruk, menghina, berantakan," katanya kepada Channel 13 Israel.
Ia mengemukakan bahwa Pemerintah Israel telah membuat 'lelucon' mengenai masalah ini.
"Mereka mengatakan 'kami telah melakukan ini, kami telah melakukan itu.' (Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya) Sinwar adalah orang yang memulangkan rakyat kami, bukan mereka. Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka mendiktekan sesuatu. Mereka tidak mendikte satu gerakan pun."
Baca Juga: Brigade Al Qassam Umumkan Tiga Sandera Israel Tewas Akibat Serangan Udara
Dalam forum tersebut, para sandera yang dibebaskan menceritakan kepada pemerintah pengalamannya selama disandera.
Sekelompok orang yang mewakili keluarga sandera mengungkapkan serangkaian kutipan tanpa nama yang dikatakan diambil dari pernyataan beberapa mantan sandera dalam pertemuan tersebut.
Penganiayaan
Namun, kutipan tersebut menceritakan tindak kekerasan berupa penganiayaan yang dilakukan Hamas terhadap para tawanan.
Dalam pertemuan itu juga dibayangi emosi keluarga yang khawatir dengan nasib kerabat mereka yang masih ditahan.
"Itu adalah pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak," kata Jennifer Master, yang rekannya masih disandera Hamas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU