"Kiai Miftachul Akhyar hadir, Gus Yahya juga hadir," ucap Gus Nadir.
"Dan saya mendapat informasi, saya sudah cek dan tabayun ke kiai sepuh yang hadir, bahwa memang ini jadi masalah ketika, retorika di luar netral. Ternyata lain di mulut lain di pertemuan itu," jelas Gus Nadir.
Inti dari pertemuan itu kata Gus Nadir ialah ada dawuh atau bisa dibilang instruksi untuk memenangkan paslon nomor 2 Prabowo-Gibran.
"Tidak tertulis, karena bukan keputusan organisasi resmi. Tapi menggerakan struktur organisasi secara masif sampai ke bawah yaitu mendukung calon 02. Ini menjadi keresahan. Mengapa kemudian PBNU melanggar apa yang disampaikannya sendiri sebelumnya, untuk kemudian tidak bermain politik praktis, tapi politik kebangsaan," ungkap Gus Nadir.
Menurut Gus Nadir, saat PBNU mendukung dan terlibat secara formal ataupun non formal kepada paslon 01,02 atau 03, gerakan civil society menjadi tidak berdaya menghadapi Pilpres.
"Kekuatan kritis di luar pemerintahan, di mana NU jadi bagian civil society menjadi tumbang,"
Lebih parah kata Gus Nadir, andai Pilpres berujung konflik dan chaos, maka NU yang selama ini elemen kuat perekat bangsa akan dipertanyakan kemampuannya sebagai organisasi penengah.
"Kita kehilangan marwah NU sebagai ormas perekat bangsa dan ini bisa membelah masyarakat di bawah," tegas Gus Nadir.
Selain itu Gus Nadir mengatakan bahwa selama ini PBNU setiap mengambil keputusan akan selalu menggunakan landasan fiqih. Ia juga menyebut saat bertanya kepada sejumlah kiai yang hadir di pertemuan itu juga mempertanyakan landasan fiqih mengapa harus dukung paslon nomor 02.
Baca Juga: Ketika PBNU Kena Sentil, Ngaku Netral tapi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres
"Sementara 02 itu tidak ada bau-bau NU-nya. Yang ada bau-bau NU-nya 01 dan 03. Kalaupun dukung 01 dan 03, tetap harus ada landasan fiqihnya," kata Gus Nadir.
Berita Terkait
-
Ketika PBNU Kena Sentil, Ngaku Netral tapi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres
-
Siap Selepet Balik, Cak Imin Akan Ungkit Cara Gibran Lolos Jadi Cawapres: Awal Dari Segala Proses Yang Tak Benar
-
Ahmad Sahroni Foto Bareng Gibran Bikin Riuh Netizen: Kode Prabowo Menang Satu Putaran
-
Diminta Bongkar Sendiri Atribut Kampanye usai Makan Korban Kakek-Nenek, Begini Sindiran Telak Bawaslu DKI ke Parpol
-
Kabar PBNU Diam-diam Dukung Capres 02, Gus Nadir: Lain di Mulut Lain di Pertemuan
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak