Suara.com - Artis Nikita Mirzani ikut menyoroti soal kemunculan film Dirty Vote yang tayang sejak Minggu (12/2/2024).
Menurut Nikita Mirzani, jika film tersebut dibuat secara berimbang, film tersebut adalah film yang bagus. Namun sayang, menurut dia film dokumenter itu hanya menyudutkan salah satu Paslon saja.
Bahkan ia menuding bahwa film tersebut kemungkinan dibuat oleh kader atau simpatisan dari Paslon 01 dan 03.
"Karna hampir tidak membahas 01 & 03," kata Nikita Mirzani, dikutip Senin (12/02/2024).
"Hampir seluruh film ini membahas kecurangan pemerintahan dan 02," lanjutnya.
Nikita Mirzani juga menyebutkan bahwa film dokumenter yang dibintangi oleh Bivtri Susanti, Feri Amsari serta Zainal Arifin Mochtar itu merupakan sebuah black campaign versi akademis.
Ia juga menyoroti soal ketiganya yang pernah menjadi tim percepatan reformasi hukum Mahfud MD pada 2023 lalu.
"Soal 31 ribu surat suara tidak dilibatkan dalam film dokumenter tersebut, bahkan yang katanya dari KPU klarifikasi ada kelalaian dan ketidakcermatan. Disini apakah tidak merusak pemilu 2024 dan sistem demokrasi?," tanya Nikita Mirzani.
Ibunda Lolly itu juga membahas salah satu cuplikan film yang menampilkan salam 4 jari yang merupakan bentuk koalisi dari dua paslon apabila terjadi pemilu dua putaran.
Baca Juga: Film Dirty Vote Susah Dicari di YouTube, Benarkah karena Shadow Ban?
"It's oke film tersebut mengedukasi rakyat soal hukum di negeri ini, namun di satu sisi mulai dari opening saja sudah menyudutkan salah satu paslon dan ditayangkan saat masa tenang Pemilu 2024," katanya.
Hal itu justru membuat Ibu 3 anak itu yakin bahwa saat ini Paslon Prabowo-Gibran sedang difitnah.
Tag
Berita Terkait
-
Film Dirty Vote Susah Dicari di YouTube, Benarkah karena Shadow Ban?
-
Intip Pesona Neng Geulis Wita Nidia, Mantan Istri Mayor Teddy yang Curi Perhatian
-
2 Hari Jelang Nyoblos, 108 Ribu Tiket KAI Ludes Terjual
-
Jelang Nyoblos, Asing Tebar Duit Berburu Saham RI
-
Singgung Buzzer Dan RP, Cuitan Alam Ganjar di Masa Tenang Curi Perhatian
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO