Suara.com - Pengamat politik Citra Institute Efriza menilai, kalahnya PDIP lantaran terlalu jumawa dan arogan.
PDIP tidak belajar pada masa lalu saat dikalahkan oleh SBY. Sikap jumawa, arogan, tinggi hati, dan sikap merendahkan SBY. Saat itu Megawati menyebut SBY jendral yang tidak merakyat.
Masyarakat selalu mengkritisi kepemimpinan seorang calon, ini tidak dipahami PDIP. Ternyata Jokowi baik, tapi sikap ambigu PDIP yang merecoki.
"Dia (PDIP) ajukan Jokowi tapi dia menyerang pemerintah," kata Efriza dalam sebuah wawancara.
"Dia pula (PDIP) membuat UU Pemilu yang disepakati presiden dan DPR RI, namun dia pula yang menyalahkan," kata Efriza.
Efriza mengatakan, masyarakat Indonesia tidak suka orang sombong.
Terbukti Prabowo yang dua kali kalah Pilpres, mampu merubah sikapnya di Pilpres yang ketiganya. Sehingga bisa mendapat simpati masyarakat.
Dengan hasil ini, membuktikan bahwa Jokowi seorang diri bisa mengalahkan PDIP satu partai politik.
Suara pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di posisi paling buncit dalam hasil quick count Pilpres 2024.
Baca Juga: Hasil Real Count Mengejutkan! Suara Komeng Kalahkan Ganjar-Mahfud di Jawa Barat
Bahkan perolehan suara Ganjar-Mahfud tak menyentuh angka 20 persen di berbagai lembaga survei hasil hitung cepat.
Kalahnya PDIP ini kemudian dikaitkan dengan sosok Presiden Jokowi, yang berkali-kali diserang oleh kader PDIP termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Efriza bahkan menyebut PDIP tidak pernah mencalonkan Jokowi untuk menjadi presiden. Tapi hasil survei yang menyebut sosok Jokowi sangat diinginkan rakyat menjadi presiden.
Hasil survei ini yang masuk ke dalam internal PDIP. Kemudian PDIP mau mengusung Jokowi untuk menjadi calon presiden.
Sakit hati presiden Jokowi, kata Efriza, sudah terjadi sejak tahun 2014.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian