Suara.com - Kasus kematian santri berinisial BB yang dianiaya oleh seniornya di Ponpes Al Hanifiyah Kediri, Jawa Timur, mulai menguak fakta baru. Korban yang masih 14 tahun itu tewas di tangan 4 seniornya.
Kematian remaja asal Banyuwangi ini pun membuat pihak keluarga membawa kasus ini ke jalur hukum. Apalagi, terjadi sejumlah kejanggalan dalam kematian BB. Ditambah pihak Ponpes Al Hanifiyah Kediri dinilai lepas tangan atas kematian salah satu santrinya.
Lalu, apa saja fakta-fakta yang terungkap atas kematian BB ini? Simak inilah selengkapnya.
Sempat ketakutan, memohon dijemput ibu
Ibu BB, Suyanti (38), menyesalkan kematian sang anak. Terlebih sebelum meninggal, putranya sempat meminta sang ibu untuk menjemputnya.
Hal ini terlihat dalam tangkapan layar percakapan antara Suyanti dan sang anak. Dalam percakapan itu, sang anak mengaku ketakutan. Namun sayang, jawaban sang ibu tak terduga.
"Cepet ma sini," tulis BB yang memohon kepada sang ibu.
"Gak kasian sama umak," jawab Suyanti.
"Aku takut," jawab BB kepada Suyanti.
Suyanti pun sempat menawarkan akan memberikan uang kepada BB, asalkan sang anak tidak memaksa untuk pulang. Tetapi dalam percakapan tersebut, BB tetap memaksa untuk segera dijemput karena ketakutan.
Sayangnya, Suyanti tidak bisa menjemput sang putra, dan malah mendapatkan kabar dari pihak ponpes bahwa anaknya sudah meninggal dunia.
Pihak Ponpes larang keluarga buka kain kafan
Kabar kematian BB pun membuat Suyanti dan keluarganya syok. Semakin menyesakkan, pihak ponpes malah melarang keluarga membuka kain kafan saat mengantarkan jenazah BB ke rumahnya di Karangharjo, Banyuwangi.
Larangan itu tentu membuat pihak keluarga curiga. Apalagi, pihak keluarga juga melihat adanya bercak darah di kain kafan BB, sehingga akhirnya memaksa untuk membuka kain kafan.
Tubuh korban penuh luka, wajah hancur
Saat kafan dibuka, keluarga begitu syok. Bagaimana tidak, banyak bagian tubuh korban yang berdarah dan mengalami lebam. Wajah korban bahkan terlihat hancur. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka-luka dan ada sundutan rokok.
Penampakan horor jenazah korban itu membuat keluarga murka. Mereka langsung melaporkan kematian BB ke kepolisian, serta menuntut pihak ponpes memberitahu kejadian sebenarnya.
Pihak Ponpes diduga lepas tangan
Pihak keluarga juga sangat marah dengan sikap pihak ponpes. Pasalnya, pihak ponpes hanya mengantarkan jenazah korban tanpa meminta maaf, ataupun menawarkan tindak lanjut sebagai penyelenggara pendidikan.
Pihak ponpes juga diduga berusaha menutupi kasus kematian BB karena masih banyak santri yang bersekolah di sana. Tak sampai di situ, pihak ponpes bahkan hanya mengatakan alasan kematian BB karena terjatuh di kamar mandi.
Ponpes ternyata tak memiliki izin
Kasus ini begitu mencuat di publik, langsung diambil alih oleh pihak Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Pihak Kemenag Jawa Timur pun mengungkap bahwa Ponpes Al Hanifiyah ternyata belum memiliki izin pesantren.
“TKP kejadian tersebut ada di Pondok Al-Hanifiyah. Tapi baik pelaku maupun korban belajarnya di MTs Sunan Kalijogo di Pondok Al-Islahiyyah. Keberadaan Ponpes Al-Hanifiyah tersebut belum memiliki izin pesantren,” ungkap Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim, Mohammad As’adul Anam.
Empat santri jadi tersangka
Polsek Kediri akhirnya mengusut kasus kematian santri yang diduga menjadi korban penganiayaan beberapa seniornya di Ponpes Al Hanifiyah.
Usai melakukan olah TKP, pihak Polres menangkap empat orang santri yang diduga menjadi pelaku penganiayaan terhadap BB. Mereka adalah MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar dan AK (17) asal Surabaya.
"Minggu malam tadi kami telah mengamankan 4 orang santri dan sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Kita juga lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada awak media, Senin (26/2/2024).
Ibu korban minta bantuan Hotman Paris
Sebagai ibu, Suyanti berusaha memperjuangkan keadilan atas kematian putranya. Ia pun meminta bantuan tim pengacara kondang Hotman Paris untuk mengusut kasus ini.
"Saya membutuhkan pendamping yang benar-benar membela anak saya untuk menguak kebenaran tentang proses hukum yang seadil-adilnya. Saya meminta beliau bapak Hotman untuk mendampingi," ungkap Suyanti pada Selasa (27/2/2024).
Pihak Hotman Paris pun langsung menghubungi Suyanti dan meminta nformasi lengkap mengenai identitasnya dan sang anak, serta kronologi kejadian.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Profil Ponpes Al Hanifiyyah Kediri, TKP Santri Tewas Gegara Dianiaya Ternyata Tak Punya Izin Operasional
-
Jelang Hadapi Persik Kediri, Rahmad Darmawan Minta Pemain Barito Putera Jangan Emosian
-
Banyak Luka Sundutan Rokok, Ini Deretan Kejanggalan Kematian Santri Asal Banyuwangi di Ponpes Kediri
-
4 Pasal 'Menjerat' Pelaku Penganiayaan Ponpes, Siap-Siap Lama Dipenjara!
-
Keluarga Terlambat Menjemput, Bintang Balqis Tewas Dianiaya Senior: Kesal Sama Emaknya!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram