Suara.com - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman memberikan catatan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menindaklanjuti laporan terhadap Ganjar Pranowo yang lakukan Indonesia Police Watch (IPW) atas dugaan korupsi.
Catatan tersebut disampaikan Pukat UGM agar KPK terhindar dari tuduhan politisasi, mengingat dugaan perkaranya dilaporkan usai Pemilu 2024. Zaenur meminta dalam penanganannya, KPK fokus pada laporan yang disampaikan IPW, tanpa ikut terjebak dalam hal politiknya.
"Semua kembali pada prosedurnya, yang perlu dilakukan KPK adalah menghindarkan diri dari persaingan politik dalam bentuk apapun, dan hanya berfokus pada laporannya," kata Zaenur saat dihubungi Suara.com, Jumat (8/3/2024).
KPK menurutnya hanya perlu menindaklanjuti laporan dengan melakukan telaah secara profesional.
"Kemudian KPK mengambil kesimpulan, apakah ada dugaan kuat terjadi tindak pidana atau tidak. Kalau, iya, maka lanjutkan, naikkan dari penyelidikan dan ke penyidikan dan lanjutkan ke depan meja hijau," ujarnya.
"Kalau tidak, sampaikan kepada pelapor bahwa ini tidak ada tindak pidananya di dalam laporan ini," Zaenur menambahkan.
Dia pun lantas menyebut, dalam laporan tersebut tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
Laporan dugaan tindak pidana korupsi, menurutnya hal biasa. Meskipun menyeret nama Ganjar yang diketahui saat ini menjadi calon presiden usungan PDIP.
"Bahkan kalau ini adalah suatu perkara yang melibatkan seorang politisi, ya, kompetisi di antara sesama politisi termasuk menggunakan metode atau strategi melaporkan kepada aparat penegak hukum itu adalah hal yang biasa," tegasnya.
Baca Juga: Soal Ganjar Dilaporkan ke KPK Dicap Politis, Mahfud MD: Saya Tak Mandang Itu, Terserah KPK Aja
Zaenur kembali menegaskan, terpenting yakni profesional penegak hukum.
"Sepanjang aparat penegak hukum tidak terseret dalam kompetisi politik atua kemudian tidak ikut-ikutan dalam politisasi terhadap perkaranya," katanya.
Laporan IPW
Laporan tersebut disampaikan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso ke KPK pada Selasa (5/2/2024). Sugeng menjelaskan dugaan korupsi tersebut berupa gratifikasi berasal dari perusahaan asuransi yang berkaitan dengan Bank Jateng.
"Dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap yng diterima oleh direksi Bank Jateng dari perusahaan-perusahaan asuransi yang memberikan pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng. Jadi istilahnya ada cashback," ujarnya.
Jumlah cashback itu, dikatakan Sugeng, berkisar 16 persen dari nilai premi. Jumlah itu selanjutnya dialokasikan ke tiga pihak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku