Suara.com - Militer Israel yang meluncurkan sejumlah rudal ke wilayah Iran bisa dianggap sebagai gertakan saja. Apalagi hingga saat ini belum ada tanda-tanda negeri zionis tersebut bakal menyerang Iran besar-besaran seperti yang dilkukan ke Gaza.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Agus Haryanto mengemukakan, langkah Israel tersebut erat kaitannya dengan krisis legitimasi pemerintahan di bawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu di dalam negeri.
"Israel memang melakukan serangan ke Iran, namun sejauh ini belum ada tanda-tanda dilakukan serangan besar seperti yang dilakukan Israel ke Gaza," katanya, Jumat (19/4/2024).
Agus mengungkapkan, ada kecurigaan bahwa yang dilakukan Israel dengan melakukan serangan ke Iran hanya untuk menyelamatkan muka pemerintahan Netanyahu yang kini tingkat kepercayaannya terus merosot.
"Sehingga hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa yang dilakukan Israel adalah gertakan ke Iran sekaligus menyelamatkan posisi politik pemerintah Israel," lanjutnya.
Ketua Umum Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) ini mengungkapkan bahwa Israel sebenarnya menargetkan dua hal yang hingga kini belum kesampaian diwujudkan usai serangan yang dilakukan Hamas pada Oktober silam.
"Sejak Oktober tahun lalu, Israel memiliki dua target yaitu menghancurkan hamas sampai akar-akarnya dan mengembalikan sandera. Keduanya belum dicapai, padahal sudah dilakukan serangan selama berbulan-bulan dan menghabiskan banyak dana."
Lantaran itu, Agus menilai legitimasi Pemerintahan Israel terus turun.
"Situasi ini membuat legitimasi pemerintah Israel menurun di tingkat nasional," katanya.
Baca Juga: Reaksi Warga Iran Usai Israel Kirim Rudal Balasan: Saya Tak Mendengar Apapun
Agus melanjutkan, dampak jual beli serangan Iran dan Israel tersebut akhirnya membuat persoalan krisis kemanusiaan yang dialami di Palestina teralihkan dan membuat masyarakat di Gaza dan sekitarnya semakin terabaikan.
"Kemarin, usulan DK PBB untuk keanggotaan penuh Palestina di veto Amerika. Sekaligus, serangan yang dilakukan oleh Israel terus menerus dilakukan sampai saat ini," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka
-
Mendagri Sambut Kunjungan CIO Danantara, Bahas Pendidikan dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
-
Nasib 7 Pekerja Freeport Tertimbun Longsor: Titik Terang Belum Juga Muncul, Komunikasi Terputus!
-
Kronologi Sadis Penculikan Kacab Bank BUMN: Kopda FH Sempat Ancam Lepas Korban Gegara Hal Ini!
-
Setelah Bikin Blunder, KPU Minta Maaf karena Aturan Rahasia Ijazah Capres
-
Uang Pengembalian Khalid Basalamah Berubah Jadi Sitaan Korupsi Kuota Haji? KPK: Nanti Kami Jelaskan
-
Gen Z Pemilik Second Account Ketar-ketir! Komdigi Kaji Usulan 1 Orang 1 Akun Medsos
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP