Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon membeberkan massifnya politik uang pada Pemilu Legislatif (pileg) 2024 lalu. Menurut Jansen, politik uang yang terjadi di pileg 2024 kemarin sangat terbuka.
Jansen Sitindaon sadar tidak bisa menghilangkan sepenuhnya politik uang dalam Pileg. Tapi ia berharap politik uang yang terjadi tidak semassif dan sebar-bar Pileg 2024.
Baca Juga:
Jansen Sitindaon: 90 Persen Caleg Terpilih karena Politik Uang
"Mari kita turunkan lagi. Kalau 2019, uang Rp10 ribu jumpa Rp20 ribu atau Rp10 ribu jumpa Rp5 ribu. Kemarin ga laku. Tidak dimakan pemilih," kata Jansen Sitindaon dikutip dari Youtube Total Politik.
Di Pileg 2024, menurut Jansen, caleg DPR RI harus menebar uang minimal Rp50 ribu sampai Rp200 ribu jika ingin diterima pemilih.
"Dan ini terjadi di seluruh Indonesia. Jadi ga perlu lagi kita katakan, sok-sokan hipokrit ga terjadi. Di seluruh kabupaten/kota terjadi kalau untuk caleg tingkat kabupaten/kota bisa Rp300 ribu bisa Rp400 ribu," tuturnya.
Jansen lalu menggambarkan bagaimana bar-barnya Pileg 2024. Pada pileg sebelumnya, Jansen mengatakan, orang masih diam-diam bermain politik uang.
Tapi pada Pileg 2024 Jansen menerangkan, politik uang terjadi terang-terangan dan tanpa malu-malu. Bahkan kata dia terjadi di depan tempat pemungutan suara (TPS).
Baca Juga: Jansen Sitindaon: 90 Persen Caleg Terpilih karena Politik Uang
"Kalau kemarin di depan TPS itu, tim sukses berdiri. Bu uda punya pilihan belum? Kalau belum ini kartu namanya ibu coblos dulu nanti kita kasih uang. Uda sangat terbuka. Di depan TPS," kata Jansen.
Menurut dia, saksi, Bawaslu, tidak berjalan dengan adanya politik uang yang begitu terang-terangan di Pileg 2024.
Jansen sendiri tidak ragu mengatakan bahwa 90 persen caleg terpilih di Pileg 2024 itu karena politik uang.
"Makanya aku mengatakan, 90 persen caleg terpilih di Pemilu kemarin itu karena politik uang aku tidak ragu mengatakan itu," ucap dia.
Berita Terkait
-
Jansen Sitindaon: 90 Persen Caleg Terpilih karena Politik Uang
-
Respons KPU Soal Tudingan Hakim MK Sebut Tak Serius Hadapi Gugatan Pileg 2024
-
Sebut Ada Pemilih Nyoblos Berkali-kali, PDIP Minta Pencoblosan Ulang Di Bombana Sultra
-
PPP Klaim Ribuan Suara Miliknya Hilang Di Sumut: Suara Partai Garuda Harusnya 201, Tapi Di KPU Jadi 5.621
-
Bukti Golkar di Sengketa Pileg Aceh Bikin Bingung, Hakim MK: Kacau Balau, Kalau Dibaca Hakimnya Mati Nanti
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Hasil Rapat Evaluasi Merekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sumut
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Gelombang Panas Ekstrem Kini Jadi Ancaman Baru Bagi Pekerja Dunia, Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Buntut Kebakaran Maut Kemayoran, Mendagri Usulkan Uji Kelayakan Gedung Rutin
-
Mendagri: Alat Pemadam Kebakaran Gedung Terra Drone Tidak Mencukupi
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
DPR Buka Revisi UU Kehutanan, Soroti Tata Kelola Hutan hingga Dana Reboisasi yang Melenceng
-
Peringati Hari HAM, Pemimpin Adat Papua Laporkan Perusahaan Perusak Lingkungan ke Mabes Polri
-
Pasang Badan Lindungi Warga dari Runtuhan Kaca, Kapolsek Kemayoran Dilarikan ke Meja Operasi