Suara.com - Kinerja Bea Cukai belakangan menuai sorotan khususnya di media sosial, terkait pengiriman sejumlah barang dari luar negeri. Di antaranya terkait denda bernilai fantastis terhadap produk sepatu yang dipesan seorang konsumen dari luar negeri.
Kemudian pengiriman barang hibah berupa keyboard untuk sekolah luar biasa (SLB), produk mainan robot koleksi milik YouTuber, hingga bea masuk untuk peti jenazah.
Hal tersebut bahkan membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Seiring dengan itu, belakangan beredar tanda pagar alias tagar BeaCukaiTerbaik dan KinerjaDJBCPalingOke di media sosial X (Twitter) dari Rabu (15/5/2024).
Salah satu akun X @narkosun menanggapi tagar yang trending topic tersebut. Ia berharap bahwa tagar ini tidak hanya di media sosial namun diberikan secara nyata di lapangan.
"Lah loh... trending nih Bea Cukai, katanya terbaik. Mudah²an ga cuma di sosmed, di lapangan juga bisa memberikan pelayanan terbaik. Menurutmu #BeaCukaiTerbaik atau masih buruk?" tulisnya dikutip Kamis (16/5/2024).
Dalam cuitan itu, sang akun menyertakan tangkapan layar yang memuat tagar tersebut. Warganet pun ramai menyinggung soal peran buzzer yang diduga ingin membantu citra instansi Bea dan Cukai.
"Gini ini apa ada buzzernya," ungkap netizen.
"Buzzer semua, paling orang bayaran atau internal. Di ig juga sama. Klo mau fair biar masyarakat yg menilai," sebut warga maya.
"Duit pajak, buat bayar buzzer," sahut yang lain.
"Daripada membayar Buzzers mending perbaiki kinerja sebagai komitmen dedikasi yang lebih manfaat untuk negeri," tutur netizen.
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani sampai melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
"Saya laporkan Bea Cukai dan pembahasan mengenai apa yang terjadi, situasi yang dihadapi oleh seluruh jajaran di lapangan, yang viral-viral," ujarnya usai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan dikutip dari Antara, Rabu (15/5/2024).
Sri Mulyani juga melaporkan penyebab Bea Cukai menjadi sorotan publik, baik dari sisi peraturan maupun prosedur yang harus diperbaiki, termasuk juga dengan perubahan teknologi yang saat ini berubah dengan sangat cepat serta volume kegiatan dan beban yang luar biasa besar.
"Itu semua tadi kami sampaikan dan kami akan mengambil langkah-langkah untuk terus memperbaikinya," terangnya.
Berita Terkait
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak
-
Usai Ancam Bekukan Bea Cukai, Purbaya: Sekarang Lebih Aktif Razia, Hampir Sulit Disogok
-
15 Arti Istilah Paling Trending dan Banyak Dicari Selama Tahun 2025
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025