Suara.com - Helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi ditemukan hancur di perbukitan, Senin (20/5/2024). Tim pencarian memastikan tidak menemukan penumpang yang selamat, termasuk belum ada kabar yang pasti mengenai kondisi Raisi. Peristiwa ini cukup membuat dunia berduka, salah satunya karena sikap Presiden Ebrahim Raisi yang dengan terang- terangan memusuhi Israel yang melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Kabar terbaru mengenai pencarian helikopter yang membawa Presiden Iran tersebut disampaikan oleh Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Pir Hossein Kolivand. “Tidak ada jejak korban selamat yang terlihat setelah ditemukannya lokasi jatuhnya helikopter,” kata Pir-Hossein Kolivand dikutip melalui kantor berita Iran, IRNA, Senin pagi.
Helikopter juga membawa rombongan Presiden Raisi usai menghadiri acara peresmian bendungan di perbatasan Iran dengan Republik Azerbaijan. Kemudian, helikopter dilaporkan jatuh di hutan pada Minggu (19/5/2024).
Sikap Presiden Iran pada Penjajahan yang Dilakukan Israel
Dunia akan mengenang Ebrahim Raisi atas sikapnya yang tegas membela Palestina atas penjajahan Israel. Iran pernah menyerang Israel pada awal April 2024 lalu sebagai balasan atas serangan Israel pada konsulat jenderal Iran di Kota Damaskus, Syiria.
Presiden juga membuat pernyataan bahwa tentara Iran akan mengincar Israel jika negara itu melakukan "tindakan sekecil apa pun" yang mengusik Republik Islam. Dia menegaskan hal itu dalam sebuah parade militer pada Senin (18/4/2022), di tengah perundingan Iran yang mandek dengan negara-negara besar untuk menghidupkan lagi Pakta Nuklir 2015.
Israel mengatakan pihaknya tidak akan terikat dengan perjanjian nuklir apa pun dengan Iran dan bisa mengambil tindakan unilateral terhadap situs nuklir Iran. Israel diyakini sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.
"Rezim Zionis (Israel), kalian harus tahu bahwa… jika kalian melakukan gerakan sekecil apa pun untuk menentang bangsa kami… angkatan bersenjata kami akan membidik jantung rezim Zionis," kata Raisi lewat pidato yang disiarkan televisi dalam parade militer untuk memperingati Hari Tentara Nasional itu.
Pasukan berbaris di depan podium di mana Raisi berdiri bersama para pejabat militer. Helikopter beterbangan di udara dan para penerjun payung melayang turun ke lokasi parade di dekat makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Iran.
Baca Juga: Tanda Tanya Di Balik Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Rudal, kendaraan lapis baja, pesawat pengintai nirawak dan kapal selam kecil turut dipamerkan dalam parade itu. Amerika Serikat dan Iran telah menggelar pembicaraan tak langsung lebih dari satu tahun untuk menyelamatkan pakta tersebut. Washington keluar dari perjanjian itu pada 2018 dan menjatuhkan lagi sanksi terhadap Teheran.
Namun pembicaraan ditangguhkan bulan lalu karena sebuah isu yang menggantung, yakni apakah Amerika Serikat akan menghapus Garda Revolusi Islam dari daftar Organisasi Teroris Asing AS sesuai permintaan Iran.
Iran sebelumnya telah melanggar batas program nuklir dalam perjanjian itu. Menurut pakta, negara itu harus membatasi program nuklirnya sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi. Iran telah menuduh Israel melakukan sejumlah serangan pada fasilitas terkait program tersebut dan membunuh beberapa ahli nuklirnya.
Israel, yang tidak diakui status kenegaraannya oleh Iran, mengatakan tidak akan menerima status Iran sebagai "negara ambang nuklir" (nuclear threshold state). "Strategi kami adalah bertahan dan bukan menyerang," kata Raisi dalam pidatonya. "Tentara Iran menggunakan kesempatan sanksi dengan sangat baik untuk memperkuat dirinya, dan industri militer kami kini dalam kondisi terbaiknya."
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Begini Kondisi Cuaca Saat Helikopter Presiden Iran Jatuh dan Hancur Berkeping-keping
-
Vladimir Putin Langsung Kirim TIm Khusus ke Lokasi Kecelakan Presiden Iran
-
Aksi Tolak Produk-produk Israel di Patung Kuda
-
4 Fakta Hutan Dizmar, Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran
-
Tanda Tanya Di Balik Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum