Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD, menjadi khatib salat Idul Adha di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/06/2024). Dalam khutbahnya, Mahfud menekankan Idul Adha jangan cuma dimaknai ibadah mahdhah atau sebuah ritual biasa.
Ia mengingatkan, keteladanan yang diberikan Nabi Ibrahim dan keluarganya, termasuk Nabi Ismail dan Siti Hajar, dapat pula menjadi contoh baik bagi dalam menjalani kehidupan bernegara. Sebab, Mahfud menegaskan, bernegara ibarat ikatan keluarga.
"Pelajaran utama dari peristiwa keluarga Ibrahim ini adalah ujian. Setiap manusia yang hidup akan mengalami berbagai ujian, berani mengorbankan jiwa dan raga, termasuk ujian mengorbankan keluarga demi ketaqwaan kepada Allah SWT," kata Mahfud dalam keterangannya.
Eks Menkopolhukam itu menyampaikan, ujian bisa berupa kemiskinan, kekayaan dan kedudukan. Ujian, apakah dalam kemiskinan kita tetap akan bertaqwa dan tidak mau diimingi untuk melanggar ketaqwaan guna mengakhiri kemiskinan.
"Ujian, apakah saat kita kaya masih mau bertaqwa dengan tetap berakhlaqul karimah dan berlaku baik untuk menunaikan kewajiban sebagai hamba Allah. Ujian, apakah kita masih mau bertaqwa ketika mempunyai jabatan tinggi dengan berbuat adil, tidak korupsi dan tidak menyalahgunakan jabatan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, Al-qur'an sendiri menyebut negara ibarat ikatan keluarga. Karenanya, pernikahan dalam rangka membentuk keluarga atau rumah tangga adalah mistaqon ghalidza atau perjanjian suci.
Mantan Menkopolhukam ini menyampaikan, dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia dalam bentuk NKRI, ulama-ulama kita menyebut NKRI sebagai darul mitsaq atau darul ahdi. Artinya, NKRI merupakan negara bangsa sebagai ikatan atau perjanjian antar seluruhh elemen bangsa.
Indonesia yang beragam berjanji dan mengikatkan diri untuk hidup dan membangun keluarga besar bernama NKRI. Keberagaman Indonesia bisa dilihat dari data dan fakta Indonesia menyatukan 17.508 pulau, 1.360 suku bangsa dan 726 bahasa daerah.
Serta, lanjut Mahfud, agama dan keyakinan yang dipeluk penduduk yang sudah 270 juta jiwa. NKRI negara yang begitu luas bentangannya dengan penduduk besar bisa bersatu, membuat darul mitsaq atau darul ahdi atas berkah rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
Baca Juga: LIVE STREAMING: Masjid Istiqlal Lakukan Pemotongan Hewan Qurban pada Selasa Besok
Maka itu, ia menegaskan, kita semua wajib menjaga NKRI ibarat menjaga keluarga yang merupakan berkat dan rahmat Allah. Kita harus merawat NKRI ini dengan menjaga keutuhannya, menegakan kedaulatannya dan membangun kemakmuran rakyatnya.
"Dikawal dengan penegakan hukum dan keadilan agar Indonesia bisa tumbuh dan berkembang sebagai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur, negara yang mendapat berkah, rahmat dan maghfirah dari Allah SWT," katanya.
Anggota DPR RI periode 2004-2008 itu menambahkan, Indonesia harus tumbuh dan berkembang agar sebagai negara yang sudah sah mempunyai rakyat, wilayah dan pemerintah menjadi negara baik. Hal itu sesuai dengan tujuan konstitusionalnya.
Mahfud menegaskan, negara akan baik jika ketiga elemen penting rakyat, pemerintah dan ilmuwan (intelektual atau ulama) baik. Mahfud mengutip Imam Al Ghazali yang menggambarkan hubungan ketiganya harus sama-sama baik dan tidak boleh rusak.
"Rusaknya kehidupan rakyat disebabkan oleh rusaknya pemerintahnya, rusaknya pemerintahnya disebabkan oleh rusaknya ilmuwan atau ulamanya, dan rusaknya ilmuwan atau ulama itu disebabkan oleh kecintaan terhadap harta dan kedudukan ," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Momen Anies Salat Idul Adha Bareng Keluarga di Lebak Bulus
-
Panduan Lengkap Pembagian Daging Kurban Idul Adha Menurut Islam: Siapa yang Berhak dan Berapa Banyak?
-
Anti Prengus, Begini Cara Membersihkan Pickup dan Truk Pasca-Angkut Hewan Kurban Idul Adha
-
LIVE STREAMING: Masjid Istiqlal Lakukan Pemotongan Hewan Qurban pada Selasa Besok
-
Datang Pagi-Pagi ke Masjid, Ayu Ting Ting Malah Tak Salat Idul Adha
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu