Suara.com - Sebuah video yang menampilkan bendera merah putih bersejarah lapuk dimakan rayap viral di media sosial. Kondisi bendera yang yang dimakan usia dan kurangnya perawatan membuat netizen mengingatkan pejabat yang memiliki peran untuk ikut menjaga barang bersejarah tersebut.
Diketahui, bendera merah putih tersebut terletak di Museum Perjoangan Bogor. Mengutip akun @Heraloebss, Kamis (20/6/2024) potret bendera tersebut sudah hancur.
Lemari kaca tempat penyimpanan bendera diketahui bolong karena kebocoran air hujan. Dalam video tersebut perekam juga menceritakan harus memindahkan bendera di tempat lain karena museum dan lemari pun sudah rusak.
Dijelaskan juga, bendera merah putih itu merupakan bendera yang pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Namun tak lama diturunkan oleh Jepang.
Dari sejarahnya, 2 hari setelah Jepang menurunkan bendera tersebut. Sejumlah pemuda melakukan desakan agar bendera kembali dikibarkan pada 19 Agustus 1945.
"Kunci lemari juga sudah lama hilang. Supaya tidak tambah rusak, kami putuskan membongkar lemari dan memindahkan bendera ke kotaknya," tulis caption di dalam video.
Sayang, bendera yang harusnya bisa ditampilkan dan dilihat oleh pengunjung museum sudah tak lagi bisa disaksikan dengan kondisi tersebut.
Tak ayal, beberapa netizen pun ikut menanggapi bahwa kondisi ini jelas ada ketimpangan di mana sejarah sudah mulai terlupakan. Bahkan untuk anggaran perawatan museum juga dinilai tidak bisa dimaksimalkan karena pejabat yang cukup serakah.
"Itu bagian sejarah yang penting, malah enggak dihargai," kata salah satu netizen kecewa.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Buku dengan Vibes Mirip Bumi Manusia, Yuk Baca Sejarah!
"Miris lihat mobil dinas petinggi negara mahal-mahal, ngerawat gini aja butuh duit berapa sih?" sindir netizen.
"Miris sih lihat begini. Para pejuang memerdekakan bangas ini penuh pengorbanan, kalian yang sekarang diberi amanah rakyat dengan fasilitas yang begitu nyaman, untuk menjaga merawat peninggalan penting pun tidak bisa," kata netizen mengkritik.
Tak sedikit juga yang mengkritik kondisi masyarakat sekarang yang memang mulai acuh dengan sejarah di Indonesia.
"Bangsa yang kehilangan jati diri, ga tau mau jadi apa," bunyi kritikan netizen.
"Anak Bogor lebih sering ke coffe shop daripada ke museum," celetuk lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram