Suara.com - Kompolnas melakukan monitoring ke lokasi penganiayaan yang berujung tewasnya Afif Maulana alias AM (13) di Kuranji, Padang, Sumatra Barat.
Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol (purn) Beni Mamoto, mengatakan dirinya sempat mewawancarai saksi kunci kejadian yang saat itu berada di lokasi.
“Proses tentang penangannya sendiri kami sudah liat sendiri pada jam kejadian, kami sudah dengar langsung wawancara dengan saksi kunci, nah ini kiranya dapat meluruskan sejumlah isu yang beredar,” katanya, di Sumatra Barat, Kamis (27/6/2024).
Beni mengatakan, ada beberapa informasi masyarakat yang menurutnya objektif dan sebagai fakta di lapangan.
“Sesuai dengan fakta di lapangan bukan hanya katanya, atau kira-kira tetapi fakta di lapangan seperti ini,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan yang didapat di lapangan kata Benny, kekerasan yang terjadi terhadap anak terduga pelaku tawuran soal penyundutan rokok di daerah perut oleh personel Polda Sumatra Barat.
“Apa yang beredar di media beberapa terbukti seperti menyundut rokok, memukul dan mendang sudah diakui. Hanya memang perlu tahap lanjutan karena ketika ditanya siapa yang nyundut, yang disundut ngaku gak kenal namanya karena pakaian preman,” ucapnya.
17 Polisi Terlibat
Sebelumnya Kapolda Sumatra Barat, Irjen Pol Suharyono, mengakui ada 17 anak buahnya dari personel Sabhara Polda Sumatera Barat yang terlibat dalam penganiayaan Afif Maulana alias AM (13).
Baca Juga: Komnas HAM Temukan Indikasi Pelanggaran HAM di Kasus Kematian Afif Maulana
Namun, ia belum memastikan belasan anggota yang terlibat dalam penganiayaan ini bakal ditindak pidana atau hanya mendapat sanksi etik.
“Kami sudah sampaikan 17 anggota kami akan disidangkan apakah sidang etik atau pidana, nanti kelanjutannya,” kata Suharyono, di Kantornya, Kamis (27/6/2024).
Suharyono menyampaikan, pihaknya mulanya memeriksa 40 personel Sabhara yang saat malam peristiwa ini ikut melaksanakan patroli.
Hingga saat ini, pihaknya belum melakukan penahanan terhadap para anggota yang terbukti melakukan pelanggaran lantaran masih dalam pemeriksaan.
“Masih pemeriksaan, penahanan belum. Orang-orangnya masih diperiksa di ruang paminal. Syarat penahanan itu agar tidak melarikan diri dan tidak mengulangi perbuatannya. Penyelidikan tidak ada penahanan,” ucapnya.
Remaja bernama Afif Maulana alias AM (13), sebelumnya ditemukan tewas di aliran sungai, di bawah jembatan By Pass Kuranji, Padang Sumatera Barat, Minggu (9/6/2024) lalu.
Afif diduga tewas disiksa usai dituduh ikut terlibat dalam aksi tawuran oleh anggota Sabhara Polda Sumbar yang melakukan patroli malam itu.
AM saat itu berboncengan motor bersama seorang rekannya yang lain, berinisial A. Namun saat melintas polisi menendang motor yang ditumpanginya.
Polisi menggelandang A ke Polres Polsek Kuranji. Sementara AM saat itu masih berada di lokasi.
A mengatakan saat itu AM sempat berdiri dikelilingi oleh para aparat yang memegang rotan. Namun setelah peristiwa itu, A mengaku tidak pernah lagi melihat AM.
A juga sempat diingrogasi. Bahkan, A sempat ditendang dibagian muka sebanyak 2 kali. A juga disetrum dan diancam tidak melaporkan kejadian ini.
Jika A melaporkan kejadian yang dialami maka akan ditindaklanjut.
Di hari yang sama, warga sekitar menemukan jasad AM. Saat itu jenazah AM ditemukan dalam keadaan yang memprihatinkan.
Berdasarkan hasil autopsi, AM mengalami luka lebam dibagian pinggang sebelah kiri, luka lebam dibagian punggung, luka lebam dibagian pergelangan tangan dan siku, pipi kiri membiru, dan luka yang mengeluarkan darah di kepala bagian belakang dekat telinga.
Dari hasil autopsi yang dilakukan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatra Barat, menyebutkan AM tewas secara tidak wajar dengan cara yang belum ditentukan.
Disisi lain, keluarga korban mendapatkan informasi dari anggota Kepolisian Resor Kota Padang inisial H, bahwa korban AM meninggal akibat tulang rusuk patah 6 buah dan robek dibagian paru-paru.
Berita Terkait
-
Siswa SMP di Padang Tewas Disiksa, Kapolda Sumbar Akhirnya Akui 17 Anggota Terlibat Kasus Afif, Sanksinya Apa?
-
Tewasnya Bocah Afif Diduga Dianiaya Polisi Berbuntut Panjang, Kompolnas Turun Tangan
-
Komnas HAM Temukan Indikasi Pelanggaran HAM di Kasus Kematian Afif Maulana
-
Jalan Terjal Keluarga Afif Maulana Mencari Keadilan
-
Misteri Kematian Siswa SMP di Padang, Polisi Tak Buka CCTV Polsek Kuranji Gegara Hal Ini
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Bantah Periksa Lisa Mariana dalam Kasus BJB untuk Mencari Sensasi, Begini Penjelasan KPK
-
Rencana TNI Laporkan Ferry Irwandi, Komisi I DPR Buka Suara
-
Berani Mundur dari DPR RI, Intip Kekayaan Rahayu Saraswati yang Punya Selera Old Money
-
Anak Ade Komarudin Gantikan Dito Ariotedjo? Idrus Marham Ngarep Kader Golkar Isi Kursi Menpora Lagi
-
Pendidikan Kelas Dunia Rahayu Saraswati, Ponakan Prabowo yang Mundur dari DPR Karena Kepleset Lidah
-
Mahfud MD Memprediksi Akan Ada Reshuffle Lagi Oktober Mendatang
-
Pimpin Rombongan Jemaah, KPK Sebut Ustaz Khalid Basalamah Pakai Kuota Haji Khusus Bermasalah
-
Geger Boven Digoel: MK Tolak Gugatan, Ijazah SMA Jadi Sorotan di Pilkada 2024!
-
Jalankan Program Prabowo Tiga Juta Rumah, Pramono Targetkan Bangun 19.809 Hunian Tahun Ini
-
Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet