Suara.com - Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menggelar upacara Tedak Siten bagi anak keduanya, yaitu Azzura Humaira Nur Atta. Dimana seluruh keluarga besar pasangan tersebut hadir.
Upacara Tedak Siten Azzura ini berlangsung mewah namun sarat makna bagi masyarakat suku Jawa. Lalu apa makna dan bagaimana tata cara Tedak Siten?
Tedak Siten adalah sebuah prosesi adat tradisi masyarakat di Jawa yang sudah turun-temurun dilakukan kendati saat ini mulai jarang yang melakukannya.
Tedak Siten sendiri berasal dari kata Tedhak yang berarti turun (menapakkan kaki) sedangkan Siten artinya Tanah. Sehingga Tedak Siten adalah upacara menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.
Menurut Murniatmo dilansir dari dinaskebudayaanjogja.kota.go.id, Tedhak Siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan, masyarakat beranggapan bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib.
Tedak Siten berlangsung saat anak berusia 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi.
Dimana pada usia tersebut anak mulai memasuki masa belajar berjalan dan mulai menapakkan kaki ke tanah.
Tedak Siten menyimbolkan bimbingan orang tua kepada anaknya dalam meniti kehidupan melalui serangkaian prosesi dan ubarampe yang digunakan.
Sedangkan dalam upacara Tedak Siten terdapat perlengkapan yang harus disiapkan, antara lain jadah tujuh warna warni, tangga yang terbuat dari tebu, kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) yang diisi dengan barang/benda, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk, air untuk membasuh dan memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning
Baca Juga: Ultah ke-26, Aurel Hermansyah Siapkan 6 Ribu Hadiah Buat Anak Yatim
Dalam tradisi Tedak Siten, ada 7 tahapan yang perlu dilakukan :
Membersihkan kaki
Orangtua menggendong anaknya untuk dicuci bersih kakinya sebelum menginjakkan kaki anak ke tanah, kegiatan ini mempunyai makna bahwa si anak mulai menapaki tanah, yang berarti mulai menapaki kehidupan dan dilakukan dengan hati yang suci.
Berjalan melewati tujuh jadah
Anak dituntun berjalan di atas jadah (sejenis kue dari beras ketan) sebanyak tujuh buah atau dalam bahasa jawa pitu. Jadah disiapkan dengan warna yang berbeda-beda dengan harapan si anak kelak dalam mengatasi kesulitan hidup selalu mendapat pitulungan atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.
Masing-masing jadah memiliki warna dan makna tersendiri, yaitu:
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
Terkini
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
Jejak 'Uang Haram' Zarof Ricar Terendus, Aset Baru Rp 35 M Atas Nama Anak Ikut Disita
-
Babak Baru Korupsi Proyek Jalan Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin Jadi Tersangka Selanjutnya?
-
Ketua Komisi X DPR Soroti Kasus Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Ingatkan Bahaya Intervensi Kekuasaan
-
Jejak Hitam Zarof Ricar: Kejagung Sita Harta Karun Rp35 M, Tanah Korupsi Disamarkan Atas Nama Anak