Suara.com - Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tata Tertib (Tatib) DPD RI sekaligus Ketua Komite III, Hasan Basri mengkritik gaya kepemimpinan Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti karena dicap otoriter. Hal itu merujuk diubahnya Tatib DPD Ri yang dilakukan secara sepihak oleh La Nyalla.
"Kita selama dua tahun ini sudah cukup diam dengan kepemimpinan. Yang cukup otoriter dipaksakan hanya untuk kepentingan pribadi pimpinan DPD RI. Puncaknya memang pada Sidang Paripurna. Ada kesewenang-wenangan pimpinan merancang tata tertib yang mereka rancang dan susun sendiri," kata Hasan dalam konferensi persnya di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Ia menyampaikan, jika pengubahan Tatib dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Terlebih pengubahan juga terkesan dipaksakan untuk mengakomodir kepentingan sendiri.
"Kenapa Omnibus Law kalah di MK, karena ada proses yang tidak dilewati, ini sama. Di DPD RI sengaja ingin mengesahkan tata tertib karena sebelumnya mereka sudah deklarasi calon pimpinan," ungkapnya.
"Ini melanggar karena yang kita pakai Tata Tertib Nomor 1 tahun 2022 yaitu sub wilayah. Nah mereka mau ubah, dengan membentuk Timja, dan dalam sidang paripurna Timja tidak berhak menyampaikan sesuatu dalam Sidang Paripurna itu sendiri," sambungnya.
Menurutnya, adanya pengubahan Tatib tersebut justru berbahaya lantaran tak mengakomodir suara para senator yang baru terpilih di Pileg 2024.
"Perubahan Tatib itu hanya bisa diusulkan BK, minimum alat kelengkapan atau minimum 20 persen anggota. Timja itu cacat prosedur," katanya.
Untuk itu, ia menyampaikan, jika proses pengubahan Tatib itu sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang lebih sesuai dengan prosedur.
"Seharusnya tatib itu dibuat, ada caranya, anda setuju dengan catatan atau tolak dengan catatan, bukan diserahkan kepada pimpinan DPD RI. Ketua DPD RI itu sendiri anggota Pansus Tatib, yang selama rapat rapat pansus tidak pernah hadir. Keotoritarian itu (harus) kita hentikan," tuturnya.
Baca Juga: Yorrys Raweyai Sebut DPD RI Rusak Di Bawah La Nyalla, Singgung Gaya Otoriter Dan Intimidatif
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite II DPD RI, Yorrys Raweyai, menyampaikan, soal keributan yang terjadi dalam Rapat Paripurna terakhir DPD RI disebabkan oleh kejadian-kejadian sebelumnya yang dianggap janggal.
"Jadi kejadian kemarin itu bukan serta merta. namun ini dari satu sebab akibat yang berkepanjangan. Kemudian sistem manajemen yang keliru dan dibangun oleh pimpinan dan terkesan otoriter dan terlalu memikirkan kepentingan status quo yang mereka bentuk yang mereka sudah rancang itu. Dan ini mencoba untuk mempertahankan kekuasaan di periode 2004-2008," tutupnya.
Berita Terkait
-
Yorrys Raweyai Sebut DPD RI Rusak Di Bawah La Nyalla, Singgung Gaya Otoriter Dan Intimidatif
-
Klaim akan Bawa DPD Lebih Baik dari Era La Nyalla, Sultan Bachtiar Najamudin Siap Jadi Penantang?
-
Rapat Paripurna DPD RI Ricuh, Senator Ini Malah Bernyanyi: Hai Seluruh Umat Tuhan Bertaubatlah!
-
Rapat DPD RI Panas! La Nyalla Dicap Otoriter Gegara Matikan Mic Senator: Forum Terhormat Jangan Ada Baku Hantam!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri', Pengacara Nadiem Bantah Atur Proyek Chromebook
-
Sudah Diizinkan Hakim untuk Pindah, Jaksa Agung Ngotot Minta Anak Riza Chalid 'Dikembalikan'!
-
Jakarta Punya 111 Stasiun Aktif Jaga Lingkungan, Warga Akui Pentingnya Data Valid Kualitas Udara
-
Sambangi KPK, Pelapor Ketua Bawaslu Serahkan Bukti Dugaan Korupsi Proyek Renovasi Gedung
-
Prabowo Wacanakan Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, DPR Langsung 'Todong' Syarat: Uji Coba di NTT
-
Bikin Merinding, Video Viral Penyelamatan Pria yang Celananya Dimasuki Ular Kobra
-
Umrah Mandiri Jadi Sorotan, Wamenhaj: Itu Keniscayaan Karena Arab Saudi Sudah Buka Gerbang Lebar
-
Penumpang Asal Medan Tewas di Kursi Tunggu Bandara Soetta, Benarkah 'Death on Arrival' Penyebabnya?
-
Tragedi Pohon Tumbang di Pondok Indah: Pemprov Gercep Siapkan Penyangga dan Pemangkasan
-
Ricuh di PN Jaksel: Polisi dan Pendukung Aktivis Khariq Anhar Saling Dorong Rebut Poster