Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan keprihatinannya terhadap kekurangan bahan bakar yang menghantui Jalur Gaza, sementara Israel terus menahan izin untuk memasukkan bahan bakar yang vital bagi bantuan kemanusiaan.
Stephane Dujarric, juru bicara PBB, dalam konferensi pers Selasa (16/7), menyampaikan bahwa kekurangan listrik dan bahan bakar terus berdampak serius pada layanan dasar di Gaza.
"Rumah sakit, ambulans, toko roti, dan truk bantuan semuanya terpengaruh," ujarnya.
Dujarric menyoroti bahwa meskipun PBB berhasil meningkatkan pengumpulan bahan bakar menjadi rata-rata 80.000 liter per hari dalam dua minggu terakhir, hal ini masih jauh dari kebutuhan minimum untuk operasi kemanusiaan yang diperlukan, yang mencapai 400.000 liter per hari.
"Israel masih belum memberikan izin untuk alokasi bahan bakar bagi pekerja kemanusiaan lokal, yang menghambat distribusi bantuan di Gaza," tambahnya.
Selain itu, Dujarric juga mengecam serangan udara terbaru di Gaza yang melukai dan menewaskan banyak warga sipil.
"Salah satu serangan terjadi hanya beberapa ratus meter dari Pusat Operasi Kemanusiaan Gabungan di Deir al Balah yang digunakan oleh PBB dan mitra LSM kami," ungkapnya.
Terkait dengan pengungsian, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa aliran keluarga yang mengungsi dari Kota Gaza ke Deir al Balah terus berlanjut. Lebih dari 1.000 orang telah menyeberang dalam seminggu terakhir.
Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, Gaza telah menghadapi kehancuran yang meluas dengan lebih dari 38.700 warga Palestina tewas dan lebih dari 89.000 orang terluka, mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Gempuran Israel Sebabkan Lima Sekolah PBB di Gaza Hancur
Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangan-serangannya yang terus menerus di Gaza, yang dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata.
Blokade yang diberlakukan oleh Israel juga telah memperparah krisis kemanusiaan di Gaza, dengan akses terbatas terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Berita Terkait
-
Gempuran Israel Sebabkan Lima Sekolah PBB di Gaza Hancur
-
Geram Petinggi FPI Lihat 5 Anggota NU Temui Presiden Israel: Apapun Alasannya Itu Tak Pantas
-
Profil Elisheva Stross, Keturunan Yahudi-Indonesia Pendukung Israel
-
Profil LBM NU yang Sempat Dicatut Sebagai Pendukung Organisasi Perdamaian Yahudi
-
FPI Kecam Keras 5 Cendikia NU yang Bertemu Presiden Israel: Menguntungkan Zionis!
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama