Suara.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong Undang-undang Pemilu agar direvisi terutama terkait pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg) dan Pemilihan presiden (pilpres) dipisah.
Usulan tersebut merupakan salah satu hasil rekomendasi eksternal dalam Mukernas PKB 2024.
"Rekomendasi eksternal Mukernas PKB mendorong revisi paket undang-undang politik," kata Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Dilihat lebih detil dari rekomendasi eksternal tersebut, PKB mendorong agar UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu direvisi untuk memisahkan Pileg dan Pilpres.
Menurut PKB, revisi itu dilakukan agar menghormati kedaulatan rakyat untuk memilih calon presiden dan calon legislatif secara seksama.
"Memang keserentakan kemarin akhirnya calon anggota legislatif DPR RI nggak diperbincangkan, nggak dianggap punya visi apa, semuanya terarah pada pilpres," kata Jazilul.
Ia mengatakan, pada pelaksanaan Pemilu 2024 lalu, partai dianggap lebih banyak mengampanyekan capres-cawapres ketimbang calegnya.
"Apalagi bagi PKB, kemarin yang nyalon ketua umumnya. Jadi jihad itu, prioritas pertama baru prioritas kedua bahkan ketiga teman-teman ini."
"Jadi pengalaman inilah yang kemudian saya yakin nanti disampaikan ke partai dan masyarakat efektif nggak gitu ini yang mau kita koreksi," ujarnya.
Baca Juga: Hasil Mukernas, PKB Bakal Gelar Muktamar ke VI Akhir Tahun 2024
Sementara itu, dalam rekomendasi lainnya, PKB juga meminta ada revisi Undang-undang nomor 2 tahun 2011 tentang Parpol, terutama yang menyangkut pendanaan partai.
Menurut Jazilul, PKB ingin agar politik Indonesia tidak menjadi transaksional, sehingga dana parpol perlu ditambah.
"Kami juga menerima masukan karena kami tidak ingin partai politik coba saja lakukan survei di antara lembaga-lembaga negara, partai politik termasuk lembaga yang belum dipercaya oleh masyarakat."
"Padahal, partai politik yang melahirkan calon-calon pemimpin. Jadi bagaimana dari sumber yang tidak dipercaya melahirkan pemimpin yang dapat dipercaya. Nah ini kira-kira logikanya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!
-
Akhirnya Terjawab! Inilah Penyebab SPBU Swasta Kehabisan BBM, Sementara Pertamina Aman
-
Pasca-Gelombang Demo Panas, Sekjen Golkar Ingatkan Kader: Harus Prorakyat hingga Proaktif
-
Sopir Transjakarta Meleng hingga Seruduk Toko di Jalan Minangkabau Jaksel, Begini Kronologinya!