Suara.com - Kementerian Dalam Negeri Inggris menyatakan, sebanyak 703 orang terdeteksi mencoba menyeberangi Selat Inggris, pada Minggu. Sebelas perahu ditemukan dalam insiden tersebut, dengan rata-rata sekitar 64 orang per perahu.
Tragisnya, dua migran tewas saat mencoba melakukan penyeberangan tersebut. Kapal kecil mereka berada di perairan Prancis ketika mereka mengirim sinyal darurat ke pusat penjaga pantai regional.
Sekitar 50 migran diselamatkan dari kapal tersebut oleh helikopter dan dua kapal, dengan banyak di antaranya ditarik dari air dengan luka bakar akibat bahan bakar, menurut otoritas maritim regional Prancis.
Para migran yang diselamatkan kemudian dikembalikan ke Prancis, sementara penyelidikan terhadap dua kematian tersebut dipimpin oleh pihak berwenang di Prancis.
Jumlah total kedatangan di Inggris melalui perahu kecil pada tahun 2024 kini mencapai 18.342, berdasarkan data sementara. Angka ini 13% lebih tinggi dibandingkan pada waktu yang sama tahun lalu, di mana sebanyak 16.170 orang telah menyeberang. Namun, jumlah ini 3% lebih rendah dibandingkan tahun 2022, di mana pada tahap yang sama tercatat 18.978 orang.
Hari dengan jumlah penyeberangan tertinggi tahun ini terjadi pada 18 Juni, ketika 882 orang berhasil menyeberangi Selat Inggris. Jumlah tertinggi kedua terjadi pada 1 Mei, dengan 711 orang berhasil menyeberang, keduanya sebelum pemilihan umum yang berlangsung pada 4 Juli.
Menurut laporan Palang Merah Inggris (British Red Cross), para imigran yang mencoba mencapai Inggris melakukannya karena berbagai alasan yang kompleks. Salah satu alasan utamanya adalah keinginan untuk bergabung dengan anggota keluarga yang sudah berada di Inggris. Banyak imigran yang terpisah dari keluarga mereka selama perjalanan mencari perlindungan, sehingga Inggris menjadi tujuan mereka untuk berkumpul kembali dengan orang yang mereka cintai.
Selain itu, kemampuan untuk berbicara bahasa Inggris juga menjadi faktor penting. Mengetahui sedikit bahasa Inggris memberi mereka kesempatan yang lebih baik untuk beradaptasi dengan kehidupan baru, termasuk mencari pekerjaan, mengakses layanan kesehatan, dan menjalani proses suaka yang kompleks. Kondisi ini membuat Inggris lebih menarik dibandingkan negara lain, meskipun proses suaka di sana cukup ketat.
Namun, tidak semua imigran memiliki kendali penuh atas tujuan mereka. Sebagian besar dipengaruhi oleh agen penyelundup yang menentukan rute dan tujuan akhir mereka.
Baca Juga: Cerita Imigran di Inggris yang Mendapat Serangan Rasis: Kembalilah ke Negara Muslimmu!
Faktor sejarah, hubungan kolonial, dan reputasi Inggris sebagai negara yang relatif aman juga memainkan peran penting dalam keputusan mereka.
Faktor ekonomi, seperti peluang kerja, juga memengaruhi pilihan mereka, meskipun sistem tunjangan sosial di Inggris tidak menjadi daya tarik utama.
Berita Terkait
-
Cerita Imigran di Inggris yang Mendapat Serangan Rasis: Kembalilah ke Negara Muslimmu!
-
Dua Pembalapnya Tampil Buruk di MotoGP Inggris 2024, Aprilia Kenapa?
-
Elkan Baggott Gabung Blackpool FC, Jurnalis Inggris Sebut Langkah Tepat?
-
Gagal Juara Community Shield, Erik ten Hag: Kami Sudah Dekat dan Itu Sakit
-
Sabar Yah! Elkan Baggott Masih Duduk di Bangku Cadangan di Laga Perdana Bersama Blackpool, Klub Kasta 3 Liga inggris
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO