Suara.com - Pasukan Chechnya yang tergabung dalam angkatan bersenjata Rusia telah menyerah dalam jumlah besar ke Ukraina di wilayah Kursk. Penyerahan ini mencerminkan kekalahan yang signifikan bagi Rusia, terutama karena wilayah tersebut seharusnya dipertahankan oleh kekuatan yang dikenal karena kekejamannya.
Rekaman video yang beredar menunjukkan pasukan Chechnya, yang dikenal sebagai unit elit di bawah pimpinan Ramzan Kadyrov, saat mereka ditangkap sebagai tawanan perang.
Dalam video tersebut, beberapa anggota unit Akhmat yang sebelumnya dianggap sebagai pasukan khusus terlihat terikat tangan dan mata mereka tertutup. Mereka mengaku berasal dari Grozny, ibu kota Chechnya, dan menyatakan bahwa mereka ditinggalkan oleh komandan mereka ketika menghadapi serangan dari pasukan Ukraina.
"Saat kami diserbu, kami tidak melihat satu pun dari komandan kami," kata salah seorang tawanan.
"Kami dikepung dan mendapat tembakan gencar, jadi kami memutuskan untuk menyerah daripada terkubur di sana." lebih lanjutnya.
Penyerahan massal ini terjadi di wilayah Rusia yang seharusnya dipertahankan, menandakan kegagalan besar dalam upaya pelestarian Rusia. Selain itu, pasukan Ukraina juga menahan banyak wajib militer yang tidak dilatih, yang sebelumnya dijanjikan oleh Putin tidak akan dikirim ke medan perang selama mereka menjalani tugas.
Seorang wajib militer berusia 21 tahun, Ilfat Kharedinov, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya dikirim ke garis depan meskipun mereka belum berlatih dengan baik.
“Saya adalah seorang prajurit wajib militer dari angkatan bersenjata Federasi Rusia. Kami dikirim ke perbatasan, tempat seharusnya hanya pasukan berlatih yang bertugas. Kami dikirim ke garis pertahanan pertama seperti daging,” ujar Kharedinov, memohon untuk menyelamatkan.
Keluarga wajib militer yang terlibat dalam konflik kini mulai panik dan mengajukan petisi kepada Presiden Vladimir Putin.
Oksana Deeva, ibu dari seorang wajib militer, mengajukan petisi yang kini telah ditandatangani oleh ribuan orang, menuntut agar anak-anak mereka yang tidak didengarkan ditarik dari medan perang.
“Kami meminta Anda untuk mengeluarkan para wajib militer dari wilayah aksi militer. Mereka tidak memiliki pengalaman atau senjata. Lindungi nyawa mereka,” tulis Deeva dalam petisinya.
Seruan ini mencerminkan kemarahan dan kekhawatiran yang meluas di kalangan keluarga prajurit Rusia, tekanan ketidakpuasan terhadap keputusan Putin untuk mengerahkan pasukan yang tidak siap. Sementara itu, Kremlin diperkirakan akan segera membalas dengan tindakan yang lebih tegas sebagai balasan atas kekalahan ini.
Berita Terkait
-
Dibocorkan Media Asing, Jumlah Poin Ranking FIFA yang Didapat Timnas Indonesia Jika Kalahkan Raksasa Dunia
-
Rakyat Jepang Desak Amerika Serikat Minta Maaf atas Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
-
Cerita Ratusan Warga India Jadi Tentara Bayaran Rusia: 91 Tewas, 69 Masih Di Medan Perang Ukraina
-
Bocoran Media Asing, Timnas Indonesia Lawan Raksasa Sepak Bola Dunia di FIFA Matchday Oktober!
-
Wanita Berkewarganegaraan AS-Rusia Dituntut 15 Tahun Penjara usai Donasi ke Lembaga Pro-Ukraina
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum