Suara.com - Anggota majelis tinggi parlemen Jepang, Muneo Suzuki mengatakan, saat ini rakyat Jepang mendesak kepada Amerika Serikat untuk melakukan permintaan maaf langsung atas pemboman Atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Suzuki sapaan akrabnya menegaskan, pada tahun lalu (2023) KTT G7 yang dilaksanakan di Hiroshima Presiden Amerika Serikat seharusnya mengakui bahwa telah ditemukan fakta AS menggunakan senjata nuklir.
"Dia seharusnya meminta maaf kepada dunia. Rakyat Jepang dari lubuk hatinya. Setidaknya satu kata tentang hal itu. Amerika, yang menjatuhkan bom atom, tidak pernah meminta maaf, Mereka harus meminta maaf,” kata anggota parlemen dilansir dari
Sputnik (Jaringan Antara), Minggu (11/8/2024).
Suzuki mengatakan Perdana Menteri Fumio Kishida harus melakukan upaya diplomasi agar Amerika Serikat meminta maaf.
"Fumio Kishida sering mengatakan bahwa dia adalah 'perdana menteri dari Hiroshima, yang menderita akibat senjata nuklir.' Tapi Amerikalah yang membuat Hiroshima menderita akibat senjata nuklir. Dan dia harus memberitahu Amerika bahwa mereka harus meminta maaf kepada rakyat Jepang. Perdana Menteri Kishida harus melakukan upaya diplomasi atas hal ini Saya percaya Amerika Serikat harus meminta maaf dan menyatakan penyesalannya,” katanya.
Untuk diketahui, pada bulan Agustus 1945, pilot AS menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Ledakan atom dan dampaknya menewaskan 140.000 orang dari 350.000 populasi di Hiroshima, dan 74.000 di Nagasaki. Mayoritas korban bom atom adalah warga sipil.
"Upacara perdamaian" diadakan setiap tahun di Hiroshima dan Nagasaki pada peringatan peristiwa tragis tersebut - 6 dan 9 Agustus. Jika duta besar negara-negara G7 menolak menghadiri upacara perdamaian di Nagasaki pada hari Jumat untuk menghormati para korban bom atom AS yang tidak diundang oleh Israel, mereka juga seharusnya menolak untuk berpartisipasi dalam upacara di Hiroshima, di mana Rusia dan Belarus tidak diundang," imbuhnya.
Pemerintah Kota Nagasaki dikabarkan tidak mengirimkan undangan kepada duta besar Israel untuk Jepang di tengah konflik di Jalur Gaza.
Duta besar negara-negara G7 dan UE mengirim surat kepada Walikota Nagasaki Shiro Suzuki pada bulan Juli, mengancam untuk melewatkan acara tahunan tersebut jika duta besar Israel tidak diundang.
Suzuki mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa keputusan tersebut tidak akan berubah. Oleh karena itu, duta besar Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada, Italia, dan Australia tidak akan menghadiri upacara tersebut.
“Jika Anda memberi tahu Wali Kota Nagasaki bahwa jika dia tidak mengundang Israel, kami juga tidak akan datang, lalu katakan bahwa Rusia dan Belarusia tidak diundang ke upacara tersebut. Duta Besar G7, dimulai dari Duta Besar AS, seharusnya mengatakan bahwa ini tidak adil dan mereka akan memboikot upacara Hiroshima sehingga keseimbangan yang adil akan tercapai,” kata Suzuki.
Ia menambahkan, inti dari upacara perdamaian yang diadakan pada peringatan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki adalah agar negara-negara saling mengupayakan perdamaian.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing