Suara.com - Di tengah terik matahari yang menyengat, para penggali kubur di pemakaman Deir el-Balah, Gaza, bekerja tanpa henti. Mereka menyusun balok beton menjadi persegi panjang yang rapat, berdampingan, untuk kuburan-kuburan baru yang digali dengan cepat.
Lebih dari sepuluh bulan sejak perang Gaza dimulai, begitu banyak jenazah yang tiba di pemakaman ini, hingga mereka nyaris kehabisan ruang untuk menguburkannya.
“Pemakaman ini begitu penuh, kami sekarang menggali kuburan di atas kuburan lain, menumpuk jenazah dalam beberapa lapis,” ujar Saadi Hassan Barakeh, pria 63 tahun yang telah menghabiskan 28 tahun hidupnya sebagai penggali kubur, seperti dikutip dari Alarabiya, Jumat (16/8/2024).
Dalam semua perang di Gaza yang pernah ia alami, Barakeh mengaku tak pernah melihat keadaan seburuk ini.
Barakeh pernah bertanggung jawab atas pemakaman di Ansar yang memiliki luas 3,5 hektar. Namun kini, pemakaman itu pun telah penuh sesak dengan korban perang.
“Terlalu banyak jenazah,” katanya sambil menyeka keringat di wajahnya yang dipenuhi debu dan tanah dari kuburan yang baru digali.
Kini, Barakeh hanya menangani pemakaman Al-Soueid yang lebih luas, dengan area 5,5 hektar. Meski begitu, pekerjaannya tak menjadi lebih ringan. Ia bekerja setiap hari, mulai pukul enam pagi hingga enam sore, tanpa henti.
“Sebelum perang, kami hanya mengurus satu atau dua pemakaman per minggu, paling banyak lima,” kenangnya. “Sekarang, dalam seminggu ada saat-saat di mana saya menguburkan 200 hingga 300 orang. Ini tak dapat dipercaya.”
Perang yang telah menewaskan lebih dari 40.000 jiwa di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, tidak hanya membebani masyarakat tetapi juga pemakaman di seluruh wilayah itu.
Baca Juga: Rudal Besar Diluncurkan Hizbullah ke Israel Lewat Terowongan Bawah Tanah, Ini Yang Terjadi
Barakeh menyaksikan tragedi demi tragedi setiap hari. Dengan cangkul di tangan, ia memberikan semangat kepada 12 pekerjanya yang terus menggali dan menutup puluhan kuburan setiap hari. Namun, saat malam tiba, beberapa bayangan sulit dilupakan.
“Saya tak bisa tidur setelah melihat begitu banyak tubuh anak-anak yang hancur dan wanita-wanita yang telah meninggal,” ujarnya dengan suara lirih. Ia menambahkan, “Saya menguburkan 47 wanita dari satu keluarga.”
Di atas kepalanya, suara dengungan konstan drone pengintai Israel mengingatkan pada ancaman dari udara yang terus mengirimkan jenazah-jenazah baru ke pemakaman ini.
Bagi Barakeh dan timnya, hari-hari ini adalah perjuangan untuk tetap bertahan di tengah gelombang kematian yang tak pernah surut.
Berita Terkait
-
Rudal Besar Diluncurkan Hizbullah ke Israel Lewat Terowongan Bawah Tanah, Ini Yang Terjadi
-
Australia di Persimpangan Jalan, Antara Kemanusiaan dan Keamanan
-
Negosiasi Gencatan Senjata di Qatar untuk Gaza: Harapan Baru di Tengah Ketegangan Timur Tengah
-
Kepala Intelijen Israel akan Mengikuti Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Qatar, Hamas Enggan Datang
-
Donald Trump Telepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Lakukan Pembahasan Ini
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP