Wilayah Mataram mengalami modernisasi dan reformasi yang signifikan di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Ia membuat berbagai kebijakan untuk memperkuat sektor ekonomi, militer, dan administrasi, serta mendorong pengembangan infrastruktur.
Ia bahkan mampu memperluas wilayah dan menyatukan tanah Jawa, termasuk Madura. Selain itu, Sultan Agung Hanyakrakusuma juga dikenal gigih melawan kolonialisme. Ia melakukan serangan terhadap pusat kekuasaan VOC di Jawa.
Usai Sultan Agung wafat, putranya, Amangkurat I mendapatkan takhta untuk memimpin Kerajaan Mataram Islam. Di bawah kepemimpinan Amangkurat I, Kerajaan Mataram Islam berada di ujung tanduk hingga mengalami keruntuhan dan konflik internal.
Salah satu tanda keruntuhan yang terjadi adalah serangan yang dilakukan oleh Trunojoyo, yang berhasil menghancurkan pertahanan istana Kerajaan Mataram Islam. Akibat tekanan yang datang dari berbagai penjuru, termasuk VOC dan kerajaan lain, Mataram kehilangan banyak wilayah dan kekuatan politiknya.
Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam ditandai dengan kesepakatan melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Dimana sekarang kita mengenal Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono. Sementara Sri Sultan Hamengku Buwono adalah raja yang bertahta di Kasultanan Yogyakarta.
Tak Semua Raja Punya Tabiat Baik
Berkaca dari kepemimpinan Amangkurat I, tak semua orang dapat memimpin rakyat dengan baik. Meskipun mendapat mandat sebagai Raja Jawa usai mendapatkan takhta karena kematian sang ayah, Amangkurat I justru menghancurkan kerajaan yang dikembangkan ayahnya dengan susah payah.
Amangkurat I juga membangun istana baru di Keraton Plered dan meninggalkan istana lamanya di Keraton Karta. Fenomena ini dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi pemerintahan saat ini.
Baca Juga: Ketum Golkar Bahlil Lahadalia Sebut-sebut Soal Raja Jawa, Begini Respon Sri Sultan HB X
Meskipun begitu pada akhirnya Keraton Plered pun runtuh hingga akhirnya memecah kekuasaan Mataram menjadi dua Jogja dan Solo. Nah, seperti itulah sosok sesungguhnya raja Jawa yang baru-baru ini dicibir Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar yang baru dilantik.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Berita Terkait
-
Ketum Golkar Bahlil Lahadalia Sebut-sebut Soal Raja Jawa, Begini Respon Sri Sultan HB X
-
Revisi UU Pilkada Anulir Putusan MK, Golkar di Bawah Bahlil Masih Bungkam
-
Sarmuji Jadi Sekjen, Ini Deretan Lengkap Pengurus Inti Golkar Era Bahlil Lahadalia
-
Baru Dilantik, Bahlil Punya PR Soal Skema Power Wheeling di RUU EBET
-
Jawaban Bahlil Ditanya Sikap Golkar Terkait Pengesahan RUU Pilkada: Baru Bangun Tidur, Belum Sempat Rapat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu