Suara.com - Dalam sebuah wawancara radio yang disiarkan oleh pembawa acara konservatif Hugh Hewitt, mantan Presiden AS Donald Trump menimbulkan kontroversi dengan pernyataannya mengenai migran yang melakukan pembunuhan. Dalam upayanya untuk mengkritik rekam jejak Wakil Presiden Kamala Harris dalam masalah imigrasi, Trump mengklaim bahwa tindakan kriminal tersebut berkaitan dengan “gen” para pelaku.
"Saat kita membiarkan orang masuk melalui perbatasan terbuka, 13.000 dari mereka adalah pembunuh," ungkap Trump.
"Banyak dari mereka telah membunuh lebih dari satu orang, dan sekarang mereka hidup bahagia di Amerika Serikat." lanjutnya.
Trump percaya bahwa tindakan kriminal itu dipicu oleh faktor genetik.
"Saya percaya ini adalah soal gen. Dan saat ini, kita memiliki banyak gen buruk di negara ini." kata Trump.
Dia juga menambahkan bahwa ada 425.000 orang yang masuk ke negara ini yang seharusnya tidak ada di sini karena terlibat dalam kejahatan.
Meskipun Trump merujuk pada statistik dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, angka-angka tersebut mencakup periode yang panjang, termasuk masa pemerintahannya sendiri. Kampanye Trump berusaha untuk menepis tuduhan bahwa dia mengindikasikan bahwa migran secara genetik memiliki predisposisi untuk melakukan pembunuhan.
Karoline Leavitt, juru bicara kampanye Trump, menegaskan bahwa Trump jelas merujuk kepada para pembunuh, bukan migran secara umum.
"Media selalu cepat membela para pembunuh, pemerkosa, dan kriminal ilegal jika itu berarti bisa menulis judul buruk tentang Presiden Trump," ujar Leavitt.
Menanggapi pernyataan Trump, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebutkan bahwa jenis bahasa seperti itu adalah kebencian, menjijikkan, dan tidak pantas, serta tidak memiliki tempat di negara ini.
Komentar Trump ini muncul hampir sebulan setelah ia membuat klaim tanpa dasar tentang migran Haiti yang konon makan hewan peliharaan warga di Springfield, Ohio, yang menjadi sorotan dalam debat presiden.
Isu imigrasi telah menjadi bagian sentral dari kampanye 2024 Trump, di mana ia berjanji untuk melakukan operasi deportasi terbesar dalam sejarah AS jika terpilih kembali.
Dengan sejarah panjang pernyataan yang merendahkan imigran, termasuk menyebut mereka sebagai "hewan" dan "pembunuh" serta menyatakan bahwa mereka menyebarkan penyakit, Trump terus memicu perdebatan mengenai pandangannya terhadap imigrasi di tengah persaingan politik yang semakin ketat.
Berita Terkait
-
Aset Calon Presiden AS Jelang Pemilihan Disorot, Siapa Lebih Kaya Antara Donald Trump dan Kamala Harris?
-
Jaringan Prostitusi Kelas Atas Terbongkar di AS, Politisi hingga Eksekutif Jadi Pelanggan
-
AS Ikut Campur Saat Israel Hancurkan Gaza, Ada Kesedihan Warga Amerika Serikat: Perlu Ada Perubahan
-
Punya Komitmen Untuk Gencatan Senjata di Gaza, 26 Imam Muslim Dukung Kamala Harris di Pilpres AS
-
Elon Musk Nyatakan Dukungan Penuh Terhadap Donald Trump, Rela Masuk Penjara jika Kamala Harris Menang?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun