Suara.com - Negara bagian Texas di AS akan mengeksekusi seorang pria autis minggu ini yang vonis pembunuhannya didasarkan pada apa yang menurut pengacaranya adalah salah diagnosis "sindrom bayi terguncang."
Robert Roberson, 57, dijadwalkan dieksekusi dengan suntikan mematikan di lembaga pemasyarakatan negara bagian di Huntsville pada hari Kamis atas kematian putrinya yang berusia dua tahun, Nikki, pada bulan Februari 2002.
Kasus Roberson telah menarik perhatian Innocence Project, yang berupaya untuk membatalkan vonis yang salah, novelis Amerika terlaris John Grisham, anggota parlemen Texas, dan pakar medis.
Di antara mereka yang berusaha menghentikan eksekusi Roberson adalah pria yang memenjarakannya, Brian Wharton, mantan kepala detektif di kota Palestine.
"Mengetahui semua yang saya ketahui sekarang, saya sangat yakin bahwa Robert adalah pria yang tidak bersalah," kata Wharton pada konferensi pers baru-baru ini yang diselenggarakan oleh para pendukung Roberson. "Sistem telah gagal melindungi Robert."
Grisham, penulis cerita seru tentang hukum "The Firm" dan "A Time to Kill," juga hadir di acara tersebut dan mengatakan kasus-kasus seperti kasus Roberson "membuat saya terjaga di malam hari."
"Ketika Anda dinyatakan bersalah secara keliru, Anda menyadari betapa banyak orang tak bersalah yang dipenjara," kata Grisham, mantan pengacara.
"Yang menakjubkan tentang kasus Robert adalah tidak ada tindak pidana," imbuh Grisham, anggota dewan Innocence Project, yang telah membantu membebaskan lebih dari 250 orang tak bersalah dari penjara AS sejak didirikan pada tahun 1992.
Pengacara Roberson mengatakan diagnosis sindrom bayi terguncang, yang dibuat di rumah sakit tempat putrinya yang sakit kronis meninggal, keliru dan penyebab kematiannya sebenarnya adalah pneumonia, yang diperparah ketika dokter meresepkan obat yang salah.
Baca Juga: Viral! Pengantin Pria Kerja di Hari Pernikahannya, Banjir Kecaman Netizen
Wharton, mantan detektif yang sekarang menjadi pendeta Methodist, mengatakan kesimpulan dokter rumah sakit bahwa balita itu meninggal setelah diguncang dengan keras "mengarahkan penyelidikan sejak saat itu, hingga mengesampingkan semua kemungkinan lain."
Berita Terkait
-
Viral Aksi Selebgram Transgender Hajar Pria Mabuk yang Hina Daerah Asalnya
-
Viral! Pria Ini Nekat Memancing di Dalam Mal, Petugas Keamanan Dibuat Kebingungan
-
Ulasan Buku 'Seni Memahami Pria'; Benarkah Wanita Harus 'Tampak Bodoh'?
-
5 Pria yang Diisukan Pernah Dekat dengan Raline Shah, Ada Fedi Nuril hingga Seungri
-
Viral! Pengantin Pria Kerja di Hari Pernikahannya, Banjir Kecaman Netizen
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah