Suara.com - Dari 49 tokoh yang dipanggil Presiden Prabowo Subianto yang diproyeksi sebagai menteri, 23 orang di antaranya berasal dari partai politik. Sedangkan pada bursa calon wakil menteri, sekitar 19 dari 59 orang juga pengurus partai.
Kemungkinan gemuknya kabinet Prabowo, menimbulkan kekhawatiran potensi penyalahgunaan APBN oleh para menteri terutama yang berasal dari partai politik.
"Kalau kita lihat selama ini dari masa ke masa, pasca Bu Megawati saja, mayoritas menteri-menteri yang terlibat kasus korupsi adalah utusan partai. Ini memang masalahnya lebih banyak di institusional desain dari politik," kata dosen Universitas Paramadina Septa Dinata dalam diskusi publik 'Koalisi Gemuk dan Antisipasi Kebocoran Anggaran' secara virtual, Rabu (16/10/2024).
Menurutnya, ketika para menteri yang dilantik itu memiliki latar belakang sebagai pengurus partai, dinilai akan sulit memiliki independensi dalam membuat kebijakan.
"Artinya memang kaki menteri satunya ada di partai. Bahkan kalau dilihat dari kasus pada periode terakhir pak Jokowi, beberapa menteri bahkan 'ditumbalkan' untuk kepentingan tertentu. Beberapa kasus kalau ditelusuri itu terlihat sekali ada kekuatan lebih besar yang mengatur," ucap Septa.
Sekalipun Prabowo telah membuat pernyataan dengan melarang para menteri di kabinetnya nanti untuk mencari uang lewat APBN, Septa merasa pesimis arahan tersebut benar-benar bisa terealisasi.
"Ini jadi sulit kita berharap lebih, apakah benat-benar kabinet yang dibentuk pak Prabowo akan benar-benar bisa membebaskan diri dari 'main-main' APBN. Karena memang tuntutan pembiayaan partai juga di antaranya dibebankan kepada menteri," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dyah Roro Esti Anak Siapa? Politisi Muda Calon Wamen Prabowo Bukan Kaleng-kaleng!
-
Profil Tsinghua University, Kampus Tempat Stella Christie Mengajar Ranking Berapa?
-
Pekerjaan Taufik Hidayat Usai Pensiun dari Bulu Tangkis, Kini Mau Masuk Kabinet Prabowo?
-
Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Dipanggil Prabowo Subianto, Dokter Tifa Beri Respons Menohok
-
Bocoran Supratman Andi Agtas Usai Pembekalan Di Hambalang, Prabowo Minta Kabinetnya Bijak Soal Ini
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Sesuai Arahan Prabowo, Guru dan Tenaga Pendidik Bakal Dapat MBG
-
Skandal Kuota Haji: Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK
-
Serius atau Cuma Gimmick? Koalisi Sipil Beberkan 9 'PR' Reformasi Total untuk Polri
-
Masih Pikir-pikir Turunkan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Katanya Ada yang Main-main?
-
Disorot Publik, Mendagri Tito Minta Tunjangan Perumahan DPRD Dievaluasi
-
Dasco Ungkap Fakta Sebenarnya soal Isu Surpres Pergantian Kapolri Listyo Sigit
-
Kepala BNN Beberkan Ciri-Ciri Anak Pengguna Narkoba: Mata Merah hingga Pola Tidur Terbalik
-
Amien Rais Usulkan Mahfudin Nigara sebagai Calon Menpora, Apa Alasannya?
-
Terinspirasi Kampung Adat Kuta, Raja Juli Bentuk Tim Super untuk Kepastian Hukum Hutan Adat
-
Lawan KPK di Pengadilan, Kakak Hary Tanoesoedibjo Minta Status Tersangka Digugurkan!