Suara.com - Revolusi mental Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia dinilai tidak ada hasilnya terhadap kualitas pendidikan Indonesia.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, revolusi mental berarti warga Indonesia harus kembali mengenal dan menjalankan karakter orisinil bangsa Indonesia yang santun, berbudi pekerti dan bergotong royong.
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonensia (JPPI) Ubaid Matraji menyebut revolusi mental Jokowi selama 10 tahun tidak menumbuhkan integritas guru dan murid.
"Meskipun Presiden (Jokowi) sangat fokus dengan revolusi mental, meningkatkan karakter penyumbang sumber daya manusia, tapi nyatanya Survei Penilaian Integritas dari tahun 2022 kemudian 2023 kemarin itu kita masih jalan di tempat di level 2 dengan skor 73," kata Ubaid saat konferensi pers di Kantor ICW, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Ubaid menjelaskan, level 2 artinya berada pada posisi dua terendah dari 5 level yang ditentukan. Angka tersebut menunjukan karakter integritas serta karakter peserta didik dan guru masih rendah.
"Mestinya kita sudah berada di level 4 atau 5 selama 10 tahun ini. Tapi ternyata sejak pertama kali revolusi mental itu diberlakukan, lalu ada pengaruh keutamaan pendidikan karakter di sekolah, ternyata tidak berubah ini. Jadi kita masih berada di level kedua, yaitu korektif, masih bermasalah," ujarnya.
Integritas yang rendah itu kemudian berdampak jadi salah satu penyebab masih tingginya kasus korupsi pada sektor pendidikan. Data ICW juga tercatat bahwa sektor pendidikan masih menempati lima besar kasus korupsi yang terjadi.
Bukan hanya korupsi dana besar dari pemerintah, bahkan praktik korupsi juga telah terjadi dari lingkup paling kecil yang dilakukan oleh guru di sekolah. Ubaid mencontohkan, korupsi itu terjadi pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB).
"Waktu proses PPDB itu 25 persen orang-orang mengaku bahwa masuk sekolah ada imbalan yang harus diberikan oleh calon peserta didik kepada sekolah. Kemudian ada beberapa sekolah dan juga beberapa kampus yang terlibat dalam kasus pengli," ungkapnya.
Selama PPDB itu praktik pungutan liar masih terjadi di lebih dari 44,86 persen sekolah dan 57,14 persen perguruan tinggi. Menurut Ubaid, kondisi itu menunjukan kalau ekosistem sekolah di Indonesia masih toksik.
Berita Terkait
-
Momen Pergantian Foto Presiden dari Jokowi ke Prabowo di Lingkungan Sekolah
-
Sidang Putusan Gugatan Rp5,246 Triliun Ditunda Lagi, Hakim Malah Minta Kubu Rizieq Bersurat ke Jokowi di Solo, Kenapa?
-
Beda Peliharaan Prabowo vs Jokowi di Istana, Ada Kucing hingga Kambing!
-
Beda Kelas Pindad Garuda Limousine dan Esemka Garuda, Publik: Tidak Perlu Omon-Omon...
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Polisi Cikarang Utara Bikin Heboh Minta Warga Lepaskan Maling Motor, Kapolres Bekasi Minta Maaf
-
CEK FAKTA: DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025, Benarkah?
-
Jenguk Delpedro di Polda Metro Jaya, Bivitri Sebut Penangkapan Upaya Bungkam Kritik
-
Nepal Mencekam: 20 Tewas dan PM Mundur, Sekjen PBB Antonio Guterres Turun Tangan
-
Baleg DPR Tegaskan Kehati-hatian dalam RUU Perampasan Aset, Ogah Bahas Seperti Bikin Pisang Goreng
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!
-
Protes Adalah Hak! API Lawan Pelabelan Negatif dan Ingatkan soal Kasus HAM
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Dasco Sambangi Prabowo di Istana, Lapor Perkembangan Terkini di Tanah Air hingga Keputusan DPR
-
Sejarah Nepal: Dari Kerajaan Kuno Hingga Republik Modern